[Haji] Kisah Nyata Tentang Kejujuran Siswa Terjun Payung
jonygoblog.blogspot.com - Marsekal Cheppy Hakim, Mantan KSAU RI dlm catatan pribadinya menceritakan tentang sebuah pengalaman kisah nyata tentang kejujuran.
Marsekal Cheppy Hakim |
Di tahun 1969, saya mengikuti latihan para dasar, terjun payung statik di pangkalan Udara Margahayu Bandung, bersama dgn lebih kurang 120 orang yg ditampung dlm dua barak panjang.
Setiap makan pagi, siang dan malam hari yg dilaksanakan di barak, kami memperoleh makanan ransum latihan yg diberikan dgn ompreng dan / rantang standar prajurit.
Di ujung barak tersedia drum berisi sayur, di sampingnya ada sebuah karung plastik berisi kerupuk milik seorg Ibu, yg dijual kepada siapa saja yg merasa perlu untk menambah lauk makanan jatah.
Sang Ibu paruh baya ini, tak pernah menunggui barang dagangannya. Dia meletakkan karung plastik berisi kerupuk dan di sampingnya diletakkan pula kardus bekas untk tempat uang, bagi orang yg membeli kerupuknya.
Setelah selesai waktu makan, ibu itu datang dan mengemasi karung plastik dgn sisa kerupuk dan kardus berisi uang pembayar kerupuk.
Ibu itu percaya kepada semua siswa latihan terjun, karena dia sudah bertahun-tahun berdagang kerupuk di barak tersebut dgn cara demikian. Selama itu, dia tak pernah mengalami defisit. Setiap orang degan kesadaran mengambil kerupuk, lalu membayar sesuai harganya. Kalaupun ada kembaliannya, si pembeli mengambil sendiri uang kembaliannya di kardus itu.
Beberapa pelatih terjun, bercerita bahwa dlm pengalamannya, semua siswa terjun payung yg berlatih di situ tak ada yg berani mengambil kerupuk dan tak bayar. Mereka takut, bila melakukan itu, khawatir payungnya tak mengembang dan akan terjun bebas serta mati berkalang tanah.
Sampai sekarang, saya masih selalu berpikir, kenapa orang bisa jujur dan dpt dipercaya, hanya karena pintu kematian berada di depan wajahnya?
Bagamana caranya membuat manusia Indonesia tiap saat dpt jujur dan dipercaya?
Komentar
Posting Komentar