[Kim So Hyun] The Girl Who Sees Smells Episode 9
jonygoblog.blogspot.com - Sinopsis The Girl Who Sees Smells Episode 9
Moo Gak membawa Cho Rim ke kantor polisi untk membuat rekaan wajah wanita yg dilihat Cho Rim. Tapi Moo Gak sedikit bertanya, membuat wajah yg dibuat tak mirip sama sekali dgn wajah yg diingat Cho Rim. Cho Rim mengeluh, dulu ia pernah menjadi saksi dan polisi itu bertanya macam-macam hingga mendapat gambar yg tepat. Moo Gak saja yg tak pandai melakukannya.
Moo Gak ngomel karena Cho Rim datangnya kelamaan. Cho Rim buru-buru memeriksa jam dan berkata kalau Moo Gak yg kecepetan. Hahah.. Moo Gak pura-pura tak tahu itu dan mengajak Cho Rim untk hunting baju.
Moo Gak heran melihat Cho Rim menangis, dan menjadi khawatir saat Cho Rim berkata kalau ia ingat akan rasa sup ini. Apakah Cho Rim ingat sesuatu?
Cho Rim menggeleng, karena ia pun tak tahu mengapa ia menjadi seperti sekarang ini. Tapi ia mengingat wajah seseorang. Wajah seorang wanita yg berusia 40-an. Ia ingin tahu siapa wanita itu dan penasaran apa yg sebenarnya terjadi padanya karena ia merasa kosong tanpa kenangan masa lalu. Kadang aku takut karena tak dpt mengingat masa laluku.
Entah apa yg dipikirkan Moo Gak saat menatap Cho Rim. Ia mengalihkan pandangannya dan menatap ke depan, tapi tangannya terulur untk meraih tangan Cho Rim. Cho Rim terkejut merasakan tangan itu sekarang menggenggamnya.
Ayo kita pergi, ujar Moo Gak dan berdiri diikuti oleh Cho Rim. Mari kita mencoba mengingat sebanyak mungkin. Semuanya akan hilang ketika kau lupa. Cho Rim meresapi ucapan Moo Gak dan mengakui kalau ucapan itu benar. Semua akan hilang jika ia melupakannya.
Jae Hee mengambil label nama Choi Eun Seol dan mengingat kejadian yg lalu. Ia sempat melihat wajah Eun Seol, bahkan meraba wajah itu. Tapi karena penyakit prosopagnosia-nya, wajah Eun Seol berubah-ubah.
Dan sekarang ia mengingat perstiwa itu kembali dgn lebih teliti. Raut wajah itu, apakah Jae Hee berhasil mengidentifikasi wajah Eun Seol yg asli? Entahlah.. hanya Jae Hee yg tahu.
Moo Gak dan Cho Rim tetap bergandengan tangan hingga depan rumah. Cho Rim berkata kalau mereka sudah sampai di rumahnya. Moo Gak memandang rumah itu sambil berkomentar, Kita di sini lagi?
Saya pikir Moo Gak ingat rumah itu saat mengantar pulang Cho Rim yg mabuk. Tapi ternyataaa.. mereka sudah memutari komplek rumah Cho Rim sebanyak 5 kali. Hahaha... Bukannya malu, Moo Gak malah mengeluh, Lingkungan rumahmu kok kecil sekali, sih!
Karena sudah larut, saatnya Cho Rim masuk rumah. Moo Gak menyuruh Cho Rim untk masuk rumah sekarang. Tangannya masih menggenggam tangan Cho Rim. Cho Rim mengucapkan selamat malam. Dengan tangan belum melepaskan tangan Moo Gak. Lahh.. kapan pisahnya kalau tangannya belum lepas?
*Melirik penonton yg sudah gemes misahin tangan mereka. Iyaa..., kamu, kamu dan kamu. Oh.. dan kamu juga.*
Akhirnya Moo Gak melepaskan tangan Cho Rim dan memintanya masuk ke rumah. Tersipu-sipu, Cho Rim mengucapkan selamat malam lagi. Keduanya enggan beranjak, hanya diam di tempat.
Tak tahan, Moo Gak akhirnya meraih kembali tangan itu dan bertanya apakah Cho Rim akan baik-baik saja semalaman ini? Ia merasa perasaan Cho Rim sekarang pasti sedang galau karena kejadian di meja makan itu. Dengan wajah serius, Cho Rim membenarkan perasaan itu.
Maka Moo Gak pun memberi jalan keluar untk masalah pelik itu. Aku akan pergi setelah kau tertidur. Hahaha... modus banget! Cho Rim merasa tak perlu, tapi Moo Gak merasa perlu karena Cho Rim bisa tidur tenang jika merasa ada Moo Gak di sampingnya.
Buset dah.. Moo Gak ni baik hati banget, sih... Baiikk.. banget.
Cho Rim memberikan tenda ayahnya untk dipasang di ruang tengah. Hawa masih terlalu dingin di ruang tengah yg tanpa pemanas. Moo Gak bertanya kalau di kamar Cho Rim apakah jg dingin? Cho Rim menjawab kamarnya sih hangat dan ia akan baik-baik saja.
Tatapan mata Moo Gak saat mendengar kamar Cho Rim hangat itu loh.. Jangan-jangan, anak ni punya pikiran aneh-aneh lagi.
Cho Rim pamit masuk kamar dan akan mengirim SMS jika dia mau tidur. Moo Gak berjanji akan melakukan hal yg sama juga. Cho Rim masuk kamar dan mengunci kamarnya. Beberapa kali.
Moo Gak mengerutkan kening mendengarnya dan ia langsung mengirim SMS. Apa itu? Kenapa kau mengunci pintu?
Cho Rim yg sudah meringkuk di bawah selimut, menjawabnya. Kau kan mau pergi setelah aku tidur. Jadi aku harus menguncinya.
Baguslah.
Buatlah tendanya dan tidurlah di sana.
Moo Gak sudah membuatnya dan mengirim SMS lagi. Apa kau sudah tidur?
Belum. Tak ada jawaban dari Moo Gak, membuat Cho Rim cemas. Ia mengirim SMS yg sama, menanyakan apakah Moo Gak sudah tidur. Moo Gak yg sudah menguap, menjawab belum. Begitu seterusnya hingga pagi datang.
Moo Gak membawa Cho Rim ke kantor polisi untk membuat rekaan wajah wanita yg dilihat Cho Rim. Tapi Moo Gak sedikit bertanya, membuat wajah yg dibuat tak mirip sama sekali dgn wajah yg diingat Cho Rim. Cho Rim mengeluh, dulu ia pernah menjadi saksi dan polisi itu bertanya macam-macam hingga mendapat gambar yg tepat. Moo Gak saja yg tak pandai melakukannya.
Moo Gak hampir mengungkapkan kekesalannya kalau rekan sekerjanya tak masuk karena ingin memakai ruangan itu. Mereka keluar dan meneruskan debatnya, tak menyadari kalau Letnan Yeom melihat mereka berdua.
Yeom Mi heran melihat Moo Gak bersama Cho Rim keluar dari ruangan identifikasi. Detektif yg tadi masuk ke ruang identifikasi wajah, mengatakan kalau Moo Gak minta ijin untk menggunakan program sketsa wajah. Walau heran, tapi Yeom Mi tak mencari tahu lebih lanjut.
Detektif Ki melaporkan kalau no polisi kedua truk yg mengangkut mobil Ma Ri dan dr. Chun adlh palsu. Dengan jutaan truk yg beredar di Seoul, mustahil mereka bisa mencari truk yg dimaksud. Penyelidikan mereka mengalami jalan buntu. Pembunuh itu benar-benar sangat pintar.
Yeom Mi meminta semua untk berhati-hati dgn keselamatan mereka karena pembunuh itu mengetahui siapa mereka, tapi mereka tak tahu siapa pembunuh itu. Lantas bagaimana mereka bisa menangkap penjahat itu? Moo Gak mengusulkan untk membuat pembunuh itu menemui mereka.
Kesempatan itu datang saat ada seorang pria yg meminta data rekam medis Choi Eun Seol di Rumah Sakit Baekrog Jeju. Melalui staf rumah sakit, polisi memberi informasi palsu pd pria itu kalau Choi Eun Seol dipindahkan ke RS Daemin di Seoul.
Dan benar. Pria yg sama mendapat informasi pribadi Eun Sol dari RS Daemin yg sudah bekerja sama dgn polisi, salah satunya adlh alamat palsu Choi Eun Seol. Hal itu berarti pembunuh yakin kalau Choi Eun Seol masih hidup, sama seperti dugaan Moo Gak dan Yeom Mi. Tapi sekarang adlh waktunya mereka menjebak si pembunuh.
Salah satu polisi menyamar menjadi Eun Seol dan tinggal di alamat palsu itu. Mobil Detektif Ki ada dikat TKP, sedangkan Yeom Mi dan Inspektur Kang menunggu agak jauh.
Tak ada kejadian yg mencurigakan yg terjadi. Hanya dering telepon yg Detektif Ki kira ia mendapat telepon dari Elena. Ternyata itu dering handphone Moo Gak, dari Cho Rim. Moo Gak langsung menyapa Cho Rim dgn suara aegyo-nya, Oppa akan meneleponmu lagi. Tidur yg nyenyak ya.. He ehm, spokoyoy nochi (selamat malam-Rusia). Moo Gak melirik pd Detektif Ki yg hanya bisa mendumel kesal.
Hahaha.. dan setelah itu loh, muka Moo Gak polos tanpa ekspresi apapun.
Mobil mereka yg mangkal malah dicurigai polisi yg berpatroli. Setelah menunjukkan lencana polisi, bukannya langsung pergi, polisi patroli itu malah memberi hormat dulu pd mereka. Haduh, bisa ketahuan Jae Hee ini, mah.
Setelah sekian lama tak ada pergerakan, umpan dilempar. Detektif yg menyamar menjadi Eun Seol keluar rumah. Benar saja. Ada sosok berpakaian hitam-hitam membuntuti wanita itu dan memanggilnya, Choi Eun Seol?
Umpan termakan, sekarang saatnya menangkap ikan. Para detektif segera mengepung pria itu setelah dilumpuhkan oleh ‘Eun Seol’.
Saat mereka sibuk memborgol pria itu, Moo Gak melihat sosok hitam-hitam memandangi mereka dari kejauhan dan pergi. Ia langsung sadar kalau orang itulah pembunuh berantai yg sebenarnya. Ia segera berlari mengejar pria itu.
Hampir saja Moo Gak kehilangan sosok itu jika tak terdengar gonggongan anjing yg memberitahu keberadaan orang itu. Moo Gak langsung mengejar ke arah gonggongan anjing dan memasuki sebuah bangunan kosong.
Sosok itu mengendap-endap dan melompat dari jendela yg terbuka. Tangannya tersangkut potongan besi dan berdarah. Tapi sosok itu terus berlari. Moo Gak mengejarnya.
Sosok yg menyamar menjadi Jae Hee ternyata hanya suruhan yg disuruh memanggil gadis yg keluar dari rumah itu dan memanggilnya Choi Eun Seol. Dan orang itu tak tahu wajah orang yg menyuruhnya karena orang itu ada di belakangnya. Bahkan orang itu jg memberikan uang dari belakang.
Detektif Ki dan Detektif Yeh mengejar ke arah perginya Moo Gak. Sementara Moo Gak terus mengejar sosok itu hingga ke jalan raya. Saat ia menyeberang, sebuah mobil menabraknya. Sosok itu berhasil lolos.
Seperti biasa, Moo Gak tak merasa sakit. Ia terus mengejar jika saja Yeom Mi dan Inspektur Kang muncul dgn mobil mereka yg kemudian menyebarkan ciri-ciri pembunuh itu. Tapi Moo Gak teringat akan luka di lengan sosok itu. Ia segera berlari menuju TKP, diikuti oleh Detektif Ki dan Yeh. Di sana ia menemukan darah dan sobekan kain.
Bingo! Mereka akhirnya menemukan jejak untk menangkap pembunuh berantai itu.
Darah itu dibawa ke laboratorium dan disimpan untk untuk tes DNA lanjutan. Sekarang mereka tinggal mencari tersangkanya. Yeom Mi mencurigai Jae Hee dan meminta agar mereka mulai memproses surat perintah untk Jae Hee. Inspektur Kang mengingatkan agar mereka tak gegabah, karena jika surat perintah ni tak berhasil, maka akan susah mendapatkan surat berikutnya.
Yeom Mi bersikeras kalau Jae Hee adlh tersangka utama mereka karena berhubungan dekat dgn 2 korban. Inspektur Kang yg ingin berhati-hati, berdebat dgn Yeom Mi yg yakin kalau Jae Hee adlh pembunuhnya walaupun memiliki alibi yg kuat.
Yeom Mi menemui Jae Hee untk bertanya-tanya. Dari percakapan mereka kita tahu kalau Jae Hee adlh anak angkat dari keluarga Amerika, tapi Jae Hee tak berniat mencari orang tua kandungnya yg mungkin ada di Seoul. Jae Hee kembali ke Korea 6 tahun yg lalu dan Jae Hee tak tahu alasan pasti mengapa ia ingin kembali ke Korea. Ia mendadak punya keinginan kuat untk kembali ke Korea setelah orang tua angkatnya meninggal dunia.
Yeom Mii bertanya tentang penyebab kematian Jae Hee. Jae Hee menjawab orang tuanya meninggal bebarengan karena kecelakaan. Tanpa basa-basi, Yeom Mi bertanya, Apakah mereka dibunuh?
Jae Hee diam sejenak, tak marah ataupun meluap. Ia menjawab kalau orangtua angkatnya ditemukan meninggal karena kebakaran di mobil. Polisi menyimpulkan kalau api dipicu oleh cerutu yg menyala. Ayah angkatnya suku merokok cerutu.
Saat Yeom Mi bertanya tentang kemungkinan orang tua angkat Jae Hee suka menganiaya, Jae hee tersinggung karena prasangka itu melukai hati semua anak angkat dan orang tua angkat di dunia ini. Dan seperti yg pernah ia ceritakan, ia tak memiliki sakit hati pd orang tua angkatnya.
Tak hanya Yeom Mi yg menganalisa Jae Hee. Jae Hee pun menganalisa Yeom Mi yg menjadi polisi karena pernah kehilangan salah satu anggota keluarganya. Yeom Mi menjawab ayahnya. Pria itu menebak kalau Yeom Mi pasti merasa tak nyaman jika ada orang yg berdiri di belakangnya, sehingga membuatnya suka duduk di belakang.
Yeom Mi mengalihkan arah pembicaraan mereka dgn bertanya tentang ayah angkat Jae Hee. Tapi hal itu membuat Jae Hee menduga kalau Yeom Mi ikut andil dlm kematian ayahnya. Yeom Mi tak menjawab, malah bertanya mengapa Jae Hee terus memakai jas padahal hawanya sangat panas. "Apakah ada yg kau sembunyikan di balik jaket itu?
Tanpa takut, Jae Hee membuka jasnya. Dan memang lengan kanan Jae Hee terluka, Jae Hee beralasan panjang lebar tenang lengannya yg tergores benda tajam di dapur.
Yeom Mi berkata jika orang menjelaskan panjang lebar, biasanya orang itu sedang mencari alasan . Tapi hal itu sudah merupakan bukti yg cukup. Ia pun pamit pergi.
Sesampainya di kantor, ia memerintahkan anak buahnya untk menerbitkan surat perintah pengambilan DNA Jae Hee dgn adanya bukti luka di lengan kanan.
Mereka pun bergerak cepat, mendatangi rumah Jae Hee dgn membawa surat perintah dari kejaksaan. Mulanya Jae Hee menolak bahkan mengancam Moo Gak yg nantinya harus minta maaf akan ketidaksopanan yg dilakukan para detektif ini. Tapi karena para detektif itu memaksa dgn surat perintah kejaksaan, ia akhirnya mau memberikan air liurnya.
Sample DNA sudah didapat, tapi mereka belum bisa bersantai. Yeom Mi menyuruh anak buahnya mengawasi Jae Hee di rumah ataupun di restoran dan menerbitkan surat pencekalan agar Jae Hee tak keluar negeri.
Moo Gak bertanya, sejak kapan Yeom Mi mulai mencurigai Jae Hee? Yeom Mi menjawab sejak pertemuan mereka hari ini.
Pemimpin grup Kodok heran melihat kehadiran Cho Rim padahal kemarin sudah minta ijin untk tak masuk. Cho Rim berkata kalau hari ni sebenarnya ia akan camera test, tapi ia merasa tak cocok. Makanya ia memilih datang untk bersih-bersih saja.
Cho Rim dikatai gila karena menolak tawaran casting dari program memasak, tanpa mecobanya lebih dulu. Semua orang di kelompok kodok sangat bermimpi bisa tampil di TV, tak masalah walau muncul di acara memasak. Memang apa nama acaranya?
Cho Rim menjawab Resep Emas Kwon Jae Hee. Wol Ya yg baru masuk dan mendengarnya pun shock, tak percaya Cho Rim mendapat kesempatan besar ini.
Akhirnya Cho Rim pun mengikuti casting, dan lulus. Cho Rim bisa mulai syuting 2 hari lagi. Cho Rim berjanji akan mentraktir Jae Hee makan di restoran. Jae Hee nanti akan duduk sebagai pengunjung restoran dan bukannya juru masak. Jae Hee tersenyum dan mengiyakan.
Hasil tes DNA sudah keluar. Dan mencengangkan hasilnya karena sample darah Jae Hee tak cocok dgn DNA milik penjahat yg dikejar Moo Gak malam itu. Eih? Dimana letak kesalahannya? Apakah Jae Hee mempunya kekuasaan yg cukup besar untk memalsu hasil lab?
Semua tak percaya membaca hasil ini. Jadi siapa pembunuh yg sebenarnya? Yeom Mi tak bisa berkata-kata. Mereka memutuskan untk mencabut pencekalan Jae Hee dan meminta maaf padanya. Moo Gak menawarkan diri untk melakukannya. Yeom Mi meminta maaf pd semuanya.
Moo Gak pun menemui Jae Hee untk minta maaf atas kesalahan mereka. Jae Hee mempersilakan Moo Gak duduk dan mencari-cari handphone-nya. Ia meminjam HP Moo Gak agar bisa menelepon HP-nya. Tanpa banyak kata, Moo Gak menyerahan handphone itu.
Jae Hee menjauh dari Moo Gak dan pura-pura menelepon handphone-nya, padahal ia memasang aplikasi untk memata-matai, Spyapp. Untuk menunggu handphone Moo Gak terinstall sempurna, Jae Hee menaruh handphone itu tertutup di meja dan mengajak Moo Gak bicara sambil minum anggur.
Jae Hee memahami alasan polisi mencurigainya karena 2 orang terdekatnya tewas dibunuh. Dia pun jg curiga pd dirinya sendiri jika ia menjadi Moo Gak. Tapi tak seharusnya detektif berpikir seperti orang kebanyakan, karena jika seperti itu, semua orang bisa menjadi detektif. Moo Gak hanya bisa minta maaf.
Dan Jae Hee pun memaafkan. Tapi ia tak akan semudah ni memaafkan jika hal ni terulang lagi. Moo Gak mengerti dan mengambil handphonenya. Pas sekali, karena spyapp berhasil terinstall sempurna. O ohh.
Di ruang ganti, Jae Hee membuka perban lukanya. Luka itu memang nyata. Tapi ia mendapatkan luka itu bukan saat dikejar Moo Gak, karena orang yg tersangkut kawat besi itu adlh orang lain yg bertugas mengacaukan perhatian Moo Gak. Luka itu ia buat sendiri di dapur, menggunakan pisau garpu.
Dan eww.. bagaimana mungkin Jae Hee tak merasa sakit sedikitpun saat mengoyak kulit lengannya sendiri?
Cho Rim mengajak Ae Ri untk belanja baju untk syuting besok. Ae Ri menyuruh Cho Rim mengajak pacarnya saja. Cho Rim langsung membantah, hubungan mereka tak seperti itu. Ae Ri menyebut Moo Gak jahat. Melihat Cho Rim yg acuh-acuh butuh, ia menawarkan untk menginstal aplikasi dimana si pria bisa otomatis menelepon kita.
Cho Rim terbelalak, memang ada ya aplikasi seperti itu? Tanpa ba bi bu, Ae Ri langsung menginstall aplikasi itu dan menelepon Moo Gak. Cho Rim panik dan merebut handphone untk mematikan panggilannya. Tapi itu bukan masalah. Menurut Ae Ri, karena aplikasi itu handphone Moo Gak akan otomatis menelepon Cho Rim dlm tiga.. dua .. satu.
Ada panggilan dari Moo Gak. Cho Rim terbelalak menatap handphonenya. Ae Ri tersenyum dan berkata, Terima kasih kembali, bodoh. Dan ia melanjutkan pekerjaannya. Cho Rim pun menyiapkan suara terbaiknya sebelum menerima panggilan.
Moo Gak ngomel karena Cho Rim datangnya kelamaan. Cho Rim buru-buru memeriksa jam dan berkata kalau Moo Gak yg kecepetan. Hahah.. Moo Gak pura-pura tak tahu itu dan mengajak Cho Rim untk hunting baju.
Duh, si Moo Gak ni lucu banget sih. Di depan ia bersikap manis dan mempersilakan Cho Rim untk memilih baju, tapi diam-diam ia cemberut karena harus menemani cari-cari baju. Ia menggeleng melihat baju petama yg dicoba Cho Rim. Untuk baju kedua,ia menyukainya, tapi tak dgn Cho Rim. Saat baju ketiga, keduanya sepakat kalau baju itu oke. Bahkan Moo Gak mengatakan kalau Cho Rim cantik memakai baju itu. Aww.. Cho Rim tersipu-sipu mendengarnya.
Dan Moo Gak yg membelikan ketiga baju tadi. Waahh.. Cho Rim senang sekali. Tapi kesenangannya hilang saat Moo Gak memintanya untk tak menjadi pembawa acara memasak itu. Ia bertanya alasan Moo Gak melarangnya, tapi Moo Gak tak mau menjelaskan. Ia hanya memohon agar Cho Rim tak menerima pekerjaan itu.
Cho Rim tak mau kalau Moo Gak tak menjelaskan alasannya. Moo Gak pun bertanya, Apakah kau tak percaya pd hubungan kita?
Hubungan apa yg kita punyai? Cho Rim bertanya dgn nada tinggi. Moo Gak tergagap, tak bisa menjawab, membuat Cho Rim semakin kesal,Memang kau itu siapa, berani-beraninya menyuruh-nyuruh / melarang-larang aku? Acara TV ni benar-benar penting untk hidup dan karirku. Jadi jangan kau melarangku tanpa memberi alasan yg jelas!
Jadi kau bilang kalau aku tak pantas untk memintamu seperti itu?
Ini bukan tentang pantas / tak pantas, tapi tentang hubungan, hubungan yg bisa mengijinkanmu melakukan hal seperti itu.
Kenapa itu jadi penting banget? tanya Moo Gak tak mengerti.Aku bersikap seperti ni karena peduli padamu, dan sekarang kau malah marah padaku?
Cho Rim tak tahan lagi. Sekarang Moo Gak jadi semakin sulit untk diajak bicara. Ia memilih untk pulang,meninggalkan Moo Gak sendiri.
Tapi Cho Rim tak pulang, malah pergi ke kantor polisi. Di lobi ia bertemu dgn Yeom Mi yg menebak kalau ia akan menemui Moo Gak. Cho Rim langsung membantah, apa ia selalu ke sini untk mencari Moo Gak? Yeom Mi menahan tawanya. Bukankah memang selalu seperti itu? Tentu saja Cho Rim membantah hal itu,Saya.. saya ingin bertemu dgn Anda. Saya ingin mengajak Anda makan malam.
Yeom Mi tersenyum dan alih-alih makan malam, ia mengajak Cho Rim minum-minum. Dan setelah segelas soju, akhirnya Cho Rim mengakui kalau ia datang ke kantor polisi memang untk menemui Moo Gak. Tepatnya ia ingin mengembalikan semua baju-baju di tas itu pd Moo Gak. Yeom Mi bertanya, sebenarnya apa yg membuat mereka berkelahi?
Ia ikut campur dlm urusanku walaupun ia bukan pacarku! jawab Cho Rim kesal.
Yeom Mi malah tersenyum melihat sikap Cho Rim. Kau marah karena ia ikut campur / karena ia bukan pacarmu?
Tentu saja karena ia bukan pacarku.. ucapan Cho Rim yg menggebu-gebu berhenti seketika itu jg dan ia bersungut-sungut, Pertanyaan yg menjebak, ya? Aku tak sadar kalau sudah jatuh dlm perangkap.
Yeom Mi tersenyum kecil dan berkata kalau semua ni memang salah Moo Gak. Ia kemudian bertanya mengapa Cho Rim keluar dari ruang sketsa sebelumnya. Cho Rim pun menceritakan kalau ia sedang mecari orang.
Mereka kembali ke kantor polisi dan Yeom Mi membantu Cho Rim untk membuat wajah yg ada di ingatan Cho Rim. Yeom Mi berharap sketsanya berhasil membantu Cho Rim untk mengingat kembali kenangan masa lalunya. Yeom Mi sebenarnya terkejut mendengar tentang kecelakaan yg menimpa Cho Rim, karena Cho Rim selalu terlihat bahagia dan tak pernah khawatir.
Cho Rim mengakui kalau ia ingin membuat diri sendiri dan orang lain tertawa untk menyembunyikan kesedihannya. Melihat sketsa yg digambar Yeom Mi, Cho Rim mengakui kalau gambar itu sudah mulai mirip. Hanya saja masih ada yg kurang. Matanya selalu terlihat bahagia walau kelelahan bekerja. Yeom Mi berkata kalau kekurangan itu biasanya karena tatapan mata.
Hari sudah mulai larut dan mereka pun memutuskan untk melanjutkan esok hari.
Spyapp Jae Hee mulai bekerja. Ia tahu kalau Moo Gak baru saja memesan alat-alat tulis untk divisinya. Taktiknya berhasil.
Cho Rim mulai bersiap-siap untk syuting. Ia mendapat hadiah baju yg sangat cantik dari Jae Hee. Tapi ia mendapat SMS dari Moo Gak yg memberitahu kalau gaun kuning yg mereka beli adlh gaun yg paling tak terlihat aneh. Hahaha... Cho Rim menimbang-nimbang gaun mana yg akan ia pakai. Pilihan Jae Hee ataukah Moo Gak?
Jae Hee menerima SMS yg dikirimkan Moo Gak untk Cho Rim. Moo Gak memilih gaun kuning. Dan sekarang Cho Rim keluar dari ruang rias dgn gaun kuning. Jae Hee menatap Cho Rim tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Ia hanya tersenyum saat Cho Rim meminta maaf padanya karena tak memakai gaun pembelian Jae Heed an berjanji akan memakai gaun itu setelah menjadi pembawa acara yg baik.
Siangnya, Cho Rim makan di rumah, terus menggerutu karena telah meninggalkan makan malam dgn tim TV-nya dan meneleponMoo Gak. Tapi apa yg ia dapat? Moo Gak malah menutup telepon. Petugas Choi, kau out sekarang juga.
Handphone Cho Rim berbunyi, ternyata yg out adlh SMS dari Moo Gak yg sekarang ada di depan rumah Cho Rim dan memintanya untk keluar rumah.
Cho Rim tertawa sinis membaca pesan itu. Ia memutuskan untk tak mempedulikan SMS itu dan meneruskan makannya. Apa Moo Gak pikir ia akan terbirit-birit keluar sesaat setelah Moo GAk menyuruhnya? Tak mungkin, lah.
Dan membutuhkan satu kali suapan mie bagi Cho Rim untk berubah pikiran. Ha. Cho Rim memutuskan untk setidaknya mendengarkan apa yg akan diucapkan Moo Gak. Tapi untk menunjukkan ia tak peduli lagi dgn Moo Gak, ia tetap memakai baju rumah. Toh Moo Gak bukan pacarnya ini.
Moo Gak menunggunya di taman dan bertanya tentang syuting tadi. Cho Rim ogah-ogahan mengangguk. Moo Gak bertanya apakah Cho Rim sudah makan? Cho Rim menjawab pendek. Ramen. Moo Gak terdengar khawatir karena Cho Rim hanya makan ramen. Ia menjelaskan kalau ia tadi tak dpt menerima telepon Cho Rim karena ada rapat penting.
Cho Rim menjelaskan kalau ia sebenarnya tak sengaja menelepon. Jarinya kepleset. Jadi Moo Gak tak perlu merasa khawatir.
Mendapat perlakukan dingin, Moo Gak bertanya apakah Cho Rim marah padanya? Cho Rim menjawab tidak. Kalau memang tak marah, Moo Gak meminta agar Cho Rim bicara sambil menatapnya.
Ragu, Cho Rim menatap wajah Moo Gak dan bertanya, Kenapa?
Bagaimana aku harus memanggilmu?
Cho Rim merasa heran, Ya seperti biasa. Sebut saja namaku.
Kalau orang pacaran, biasanya mereka mempunyai panggilan sayang untk memanggil satu sama lain.
Cho Rim cemberut, Kita kan.. suaranya terhenti saat menyadari apa maksud Moo Gak.
Oh Cho Rim, ujar Moo Gak serius. Pilih salah satu di antaranya. ‘Cinta, sayang,kasih, pacar’
Cho Rim terpana memandang Moo Gak. Dan ia menyadari kalau ia salah kostum dan salah dandanan. Ia menutup wajahnya, berkata kalau ia akan pulang dulu dan ganti baju. Setelah itu ia akan kembali lagi menemui Moo Gak. Bisaah kita mulai lagi setelah aku datang?
Moo Gak tersenyum dan menurunkan kedua tangan Cho Rim dari wajah dan menggenggamnya. Aku sudah pernah melihatnya. Ia pun menarik tangan Cho Rim. Sambil terus menutupi wajahnya, Cho Rim bertanya kemana Moo Gak akan membawanya? Moo Gak menjawab ,Aku ingin memamerkan pacarku ke seluruh dunia.
Hahay.. Cho Rim menolak karena ia sudah berjanji untk menemui Yeom Mi untk mengerjakan sketsa gambar dan ia harus berganti baju. Moo Gak tak mempermasalahkan. Ia akan menemani Cho Rim ke kantor polisi.
Yeom Mi mengerjakan wajah yg dicari Cho Rim. Ia mulai mencari tatapan mata yg mirip dgn deskripsi Cho Rim. Setelah selesai, ia menatap hasil cetakan gambar itu dan teringat sesuatu.
Buru-buru ia kembali ke mejanya dan membuka file foto korban pembunuh barcode. Dan benar. Sketsa gambar itu mirip dgn foto istri nelayan.
Moo Gak dan Cho Rim tetap berdebat walau mereka sudah menyandang status pacar. Kali ni tentang apa yg diperlukan untk mendapatkan sketsa wajah yg baik.
Mereka bertemu dgn Yeom Mi yg sedang sibuk di depan komputer, memandang mereka dgn penuh emosi.
Komentar :
Untung Cho Rim sekarang jadi pacar Moo Gak, jadi kemungkinan ada cita segitiga sangat minimal. Nggak kebayang kalau Jae Hee naksir Cho Rim dan ditolak. Cinta ditolak, barcode bertindak. Hiiyy..
Saat rapat, saya heran dgn tampilan ini. Dua wajah korban, orang tua Cho Rim, ditunjukkan. Tapi kenapa wajah saksi yg ada kemungkinan masih hidup malah dikasih tanda tanya. Lah? Sudahlah..
Rasanya aneh melihat episode ini. Cho Rim tak pernah melihat warna lagi. Padahal sebelumnya warna-warna terus berkeliaran di sekitar Cho Rim.
Jae Hee ni benar-benar cerdik. Ia tahu bagaimana mempermainkan polisi dan tak mengenal rasa sakit. Mungkin benar jg yg komentar kalau nomor 00 di buku terbitannya adlh nomor orang tua angkatnya.
source : http://docstoc.com, http://tribunnews.com
Komentar
Posting Komentar