CERITA PENUH SENSASI DI HARI RAYA IDUL FITRI 00647
Idul Fitri memang bukan hanya sekedar moment untk cari sensasi tanpa ada esensi, bukan hanya sekedar cari komisi lalu pergi, bukan hanya sekedar masalah meminta maaf, memaafkan ataupun dimaafkan tapi jg ada hal penting lainnya yaitu dimana kita bisa saling bertatap muka, bersilaturahmi kepada sahabat, sudara ataupun mantan mantan tericinta’’ ups.
-----------------------------------------------------------------------------------
Awal Cerita dan Mulai Bertanya | pertemuan pertama
Bersilaturahmi ke rumah saudara itu udah biasa dan biasanya cuman ngomongin hal - hal yg kurang menarik bagi Remaja usia 17 tahun seperti saya. Tapi beda lagi ceritanya kalau kita berkunjung /datang ke rumah teman / sahabat yg baru aja datang ke kampung halamannya dgn membawa kabar gembira walaupun dgn expresi wajah yg sedikit tersiksa, entah karena lelah bekerja / memang karena uang THR mereka alakadarnya.
Ok. kita Cek facebook dulu, kita lihat dulu satu - satu persatu mahluk - mahluk sosialita yg cukup up to date dgn perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. beberapa teman saya update status seperti ni “On the way Pangandaran” , yah intinya sih seputar musrik eh mudik, saya mencoba kroscek beberapa temen saya yg up date status seputar mudik tersebut dan akhirnya saya memutuskan mengunjungi salah satu VILA temen saya untk sedikit berbagi cerita DEWASA, oh yah teman yg saya kunjungi ni adalah teman yg kemarin dikabarkan sudah menikah oleh salah satu situs berita yg kurang terkenal kapankapan.com . Dia adalah “DIAN PERMANA”, seorang pria yg kurang “TAMPAN” namun cukup “MAPAN” walaupun cara berfikirnya sedikit “EDAN” tapi dia adalah salah satu orang yg bisa dijadikan suri TAULADAN.
Tema yg kita angkat dlm pertemuan ni membahas seputar pekerjaan, masa depan dan kehidupan setelah kematian. Sederhana tapi banyak makna yg terkandung didalamnya.
------------------------------------------------------------------------------------
Pertemuan kedua
Sebelumnya jg saya pernah kedatangan seorang teman asal Negara Cijulang yg ngakunya kuliah di salah satu Universitas di Kota Jogja, saya lupa apa nama kampusnya tapi yg jelas kampusnya kurang terkenal tak seperti UGM, UTY dll. Teman saya ni bernama “ASEP FAZRI” keturunan Belanda- Itali namun dilahirkan di Kalangsari.
Tema yg diangkat dlm pertemuan ni adalah seputar perkuliahan dan lingkungan di jogja. Saya mengajukan beberapa pertanyaan soal kuliahnya apa jurusannya dan dimana letak/tingkat kesulitannya kemudian jg saya bertanya soal lingkungan tempat kuliahnya, temen kuliah/kost, pergaulan dan kebiasaan hidup sehari - hari. Banyak hal yg bisa dipelajari serta dpt diambil hikmahnya dlm pertemuan singkat tersebut. Asep adalah sosok yg sangat luar binasa eh biasa dan penuh semangat untk mencapai cita - citanya dan tentu saja lulus sebagai seorang sarjana.
Asep jg sedikit curhat tentang masalah tugas terkahirnya yaitu Skirpsi dimana skripsinya emang rada sulit soalnya dia ambil jurusan informatika dan kemungkinan tema yg diambilnya jg cukup rumit dan katanya pasti akan melibatkan banyak peng-kodean bahasa pemrograman bahkan saking sulitnya di sempat berikir bahwa dia salah jurusan. Saya mengerti dgn semua cerita kegalauan dan kelabilan sahabat saya ni namun saya berharap serta berdo’a mudah - mudahan Allah SWT memberikan kelancaran dan kemudahan agar Asep lulus ujian skripsi dan bisa jadi seekor sarjana. Aaamin
--------------------------------------------------------------------------------
Pertemuan selanjutnya
Dilain waktu saya jg pernah mencoba menyempatkan diri berkunjung ke salah satu teman lama saya yg bernama Ahmad Fauji Rifai. Dia adalah salah satu pangeran kampus yg sering menggegerkan dunia percintaan pd masa itu. Dia punya cita - cita yg sangat mulia yaitu menjadi seorang ustad, ni terbukti dari perjuangannya dlm mencari Ilmu Agama dan rela mengenyampingkan urusan Dunia. Saya berkunjung ke rumahnya ba’da isya / setelah shalat taraweh selesai dilaksanakan. Start dimulai dari Negri tercinta kota SEMPUR namanya, sebenarnya saya agak “lupa - lupa ingat” tempat / rumahnya fauji, kalau kotanya sih saya tahu yaitu kota BARENGKOK namun koordinat letak rumahnya agak lupa. Saya mencoba flashback mengingat kembali letak rumah fauji dan akhirnya setelah berfikir keras maka sayapun menemukan rumahnya.
Ji.. ji.. assalamualaikum.. ji ji… “ mencoba melakukan panggilan jarak dekat namun tak ada respon / tanda tanda kehidupan dari dlm rumah. Saat itu saya berharap adenya fauji yaitu “Ina” yg membukakan pintu untk saya namun apa daya, setelah beberapa kali saya melakukan panggilan tapi tetap saja tak ada respon dari dlm rumah tersebut. Saya sempat berfikir untk mendobrak pintu depannya namun akhirnya niat tersebut saya urungkan setelah melihat ke sebalah kanan rumah fauji. Terdengar suara ayat - ayat Alqur’an dari dlm ruangan tersebut , saya berfikir bahwa disana sedang ada pengajian serta saya yakin Ibunya fauji terlibat didalamnya dan akhirnya saya memutuskan untk menunggu pengajian tersebut selesai.
Sekitar kurang lebih 30 menit saya menunggu dan akhirnya sesosok wanita dgn balutan kain putih penuh cahaya melihat ke arah saya dan akhirnya terjadilah sebuah komunikasi diantara kami
“Milarian saha” => translate “Cari Siapa?” tanya ibunya fauji
“Fauji” jawab saya
“Oh fauji na teu aya, nuju di bogor keneh” => Translate “Oh Faujinya gak ada, sedang di bogor”
“oh Sugan teh tos uwih” =>Translate “ Oh kirain udah pulang”
Mengetahui hal tersebut akhirnya saya memutuskan untk pulang dan beristirahat. Saya tak tahu alsan kepergian Fauji ke Bogor, entah itu untk urusan pendidikan / cuman hanya sekedar nanam pohon talas. Entahlah…..
----------------------------------------------------------------------------------
Terkahir saya mencoba mengunjungi teman saya yg bernama Wanda asal Negara Garunggang. Sesampainya disana ternyata saya tak menemukan keberadaanya.Itulah cerita penuh sensasi Pada Hari Raya Idul Fitri 1435 H. Tak ada kemewahan ataupun hingar bingar, hanya ada kesederhanaan dan hati penuh keikhlasan untk saling memaafkan.
Wan ,,, wan ‘’’ melakukan panggilan…. - …---….---…..
Kemudian terdengar suara perempuan yg merespon panggilan saya tersebut
Wandana nujua ka Pangandaran “=>Translate” Wandanya lagi ke Pangandaran”
Mengetahui hal tersebut akhirnya saya memutuskan untk mengakhiri pencarian dan memutuskan untk melanjutkannnya pd besok hari. Pada keesokan harinya akhirnya saya bertemu dgn Wanda dan bukan dgn wanda saja saya bertemu namun dgn teman - teman saya yg lain, teman pd masa dimana saya pernah jadi seorang pangeran kampus (:p jangan protes). Pertemuan ni sebenarnya acara dadakan namun sukses mengumpulkan kurang lebih sekitar 13 jiwa. Acara ni mungkin bisa disebut acara reunian walaupun cuman sekedar makan - makan terus dilanjut ke acara eksis eksisan tapi begitu berkesan.
Komentar
Posting Komentar