Ketika mereka berciuman sepertinya ingatan Do Hyun kembali datang di masa kecilnya yg sempat hilang. Do Hyun merasakan mimpi yg sama lagi, tapi ia kali ni bukan ia yg memberikan mainan tapi seorang anak yg bersamanya memberikan mainan itu. Jam berbunyi tetap jam 12, Do Hyun ingin pergi tapi tangan seorang anak menariknya. “Tidak, itu salah. Akulah yg menahan tangannya” ucap Do Hyun yg masuk melihat dirinya dlm mimpi “Jangan pergi, bermainlah bersamaku.” pinta si anak itu menarik tangan Do Hyun. Do Hyun melihat kalau anak itu perempuan tapi wajahnya masih gelap. Do Hyun kecil meminta maaf dan berjanji akan datang diam-diam besok. Anak perempuan itu meminta Do Hyun bermain lebih lama lagi dan nanti ia akan menunjukan sesuatu yg keren, Do Hyun duduk kembali bertanya apa yg akan di perlihatkan oleh anak itu.
“Ini ibuku. Dia cantik, kan?” ucap si anak perempuan yg memperlihatkan foto ibunya di dlm kalungnya.
“Foto almarhumah ibuku!!!” gumam Do Hyun melihat foto yg ia lihat “Dia bilang dia akan menjemputku jika aku tidur tiga kali.” kata Si anak perempuan itu. “Dia mungkin tak datang” kata Do Hyun “Dia bilang dia akan datang.” balas si anak perempuan. Do Hyun memberitahu kalau ibunya itu tak akan datang, tapi si anak perempuan tetap yakin ibunya itu akan datang. Do Hyun akhirnya mengatakan kalau ibunya itu sudah meninggal, si anak perempuan menangis dan berteriak kalau ibunya itu tak mati.
Do Hyun terbangun sambil memegang boneka beruang di pelukannya, ia langsung melemparnya karena kaget. Ia melihat sekeliling, ternyata dirinya ada di ruang bawah tanah penyimpanan wine. Matanya melihat bayangan ada yg mengambil boneka beruang itu lalu duduk tak jauh darinya. Dengan keberaniannya, Do Hyun sedikit mendekat bertanya siapa orang itu. “Aku Na Na.” jawab seseorang yg berada dibalik boneka beruang besar. “Kau... Na Na?” ucap Do Hyun gugup tak percaya “Namanya adalah Na Na. Ini adalah Na Na, yg kugambar. Lucu, kan?” kata bayangan itu menunjuk gambar beruang di dekatnya. “Lalu, selain nama boneka beruang itu... siapa namamu?” tanya Do Hyun. Saat akan menjawabnya, ingatan Do Hyun kembali saat ia merasakan ketakutan dibawah tanah.
Do Hyun yg merasakan ketakutan, merangkak mundur dan disampingnya ada anak perempuan yg menunduk disampingnya. Do Hyun mengakui kalau dirinya itu salah, Do Hyun melihat ayahnya yg datang dan siap memukul. “Aku salah! Aku takkan datang ke ruang bawah tanah untk bermain lagi.” kata Do Hyun dgn menahan tangisnya. “Siapa yg akan dihukum jika kau tak melakukannya dgn benar?” kata ayahnya yg akan memukul “Jangan melakukannya.... Jangan memukulnya, Pukul aku saja. Aku mau dipukul!!!” pinta Do Hyun menangis. Do Hyun yg melihat ingatannya menangis karena sang ayah malah tetap ingin memukul. Si anak perempuan yg belum terlihat jelas wajahnya meminta untk menyelamatkannya dan mengakui kalau dirinya salah. Do Hyun semakin menangis tersedu-sedu melihat ingatannya sendiri ketika ia berusaha untk menyelamatkan anak perempuan itu denga merangkulnya.
Ri Jin terbangun lebih dulu, berjalan ke depan pintu kamar Ri On memanggil Do Hyun dan kakaknya untk bangun dan sarapan. Tak ada suara yg terdengar, dgn mata melotot ia masuk ke dlm kamar dan tak melihat Do Hyun ada didalam tapi selimutnya sudah terlipat rapi. Dengan binggung, Ri Jin mengoyangkan badan Ri On untk bangun. Ia membuka selimut kakaknya dan terlihat Ri On yg sedang memegang dua kakinya menahan dingin. Ri Jin mengejek Ri On seperti seorang kodok. “Ah, apa? Aku tak mau makan. Aku berhenti makan.” ucap Ri On yg masih tertidur “Tuan Cha, dia pergi kemana?” tanya Ri Jin “Aku rasa dia sudah pergi pagi ini.” jawab Ri On melihat Do Hyun yg sudah ada didalam kamarnya. Ri Jin tak percaya Do Hyun pergi tanpa pamit, sebelum kembali marah. Ibunya datang memberitahu Ri Jin kalau Dr Seo Datang dan meminta untk cepat menemuinya.
Mereka pun sarapan bersama dgn Dr Seo di meja makan. Dr Seo senang karena ia adalah seorang ayah angsa (Istri dan anak hidup di luar negeri) “Aku berpikir untk mendapatkan makanan instan di tahun baru imlek. Tapi aku rasa aku sudah mendapatkannya.” ucap Dr Seo bahagia “Jika kau terganggu menyiapkan makanan, datang saja kesini.” kata ayah Ri Jin baik hati. “Apakah Ferry masih tidur?” tanya ibu Ri Jin “Sepertinya dia pulang ke rumah, aku Melihatnya ganti baju dan pergi.” jawab Ri On dan Ri Jin terlihat sedih karena Do Hyun pergi begitu saja. “dia selalu datang / pergi tanpa berbicara? Apa kemarin kau membuatnya sedih?” komentar ayah Do Hyun “Mereka makan ubi bakar, membiarkan Ferry sendirian.” cerita ibu Ri Jin yg terlihat kesal. Dr Seo berbisik siapa Ferry yg dimaksud oleh orang tuanya, Ri Jin memberitahu kalau itu adalah Do Hyun. Dr Seo bertanya kenapa Do Hyun bisa ada dirumahnya, belum sempat Ri Jin menjawab, orang tuanya menyuruh Dr Seo untk makan mienya sebelum dingin. “Aku pemilih makanan, tapi ni rasanya enak.” ungkap Dr Seo “Tapi mulutmu panjang seperti tongkat narsis.Sepertinya kau akan makan apapun. Benar, kan?” komentar Ayah Ri Jin mengodanya. Semuanya tertawa, Ri On melirik melihat Ri Jin yg bersedih didepan meja makan.
Semangkuk bihun yg sudah dingin diatas meja, nenek Do Hyun hanya menatapnya yg duduk sendirian. Ibu Do Hyun masuk, menuangkan air kedalam gelasnya. “Orang-orang yg sering kunjungan ke rumah ni sampai akhir tahun... aku penasaran, rumah mana yg mereka kunjungi sekarang?” sindir Ibu Do Hyun sambil meminum air dan Nyonya Seo berusaha memakan bihunnya. “Pikirkanlah, karena mereka datang jika anjing menteri meninggal tapi jika menteri yg meninggal, mereka tak datang. Ha
! (Artinya tak ada yg menolongmu saat kau membutuhkannya) Ucapan orang tua tak salah.Kau tak punya seorang penerus... apa gunanya mengharap masa depan?” ucap Ibu Do Hyun sinis Nyonya Seo membanting sendoknya menatap sinis juga. “Jangan menghalangi jalan yg bisa diblokir dgn cangkul ataupun sekop. Maksudku kuatkan posisi Do Hyun di perusaahan sebelum terlambat.” perintah ibu Do Hyun menatap tajam pd ibu mertuanya. Pelayan datang memberitahu Nyonya Seo kalau ada tamu yg datang mengunjungi rumah besar. Ibu Do Hyun dan Nyonya Seo saling melirik mendengar tamu yg datang
Pelayan membuka pintu, Ayah Ki Joo berserta istrinya masuk ke dalam, Ki Joon jg Chae Yeon pun ikut dibelakang mereka. Nyonya Seo menyambutnya dgn senyuman. “Kau pasti sangat sibuk. Yang penting, terimakasih telah datang.” ucap Nyonya Seo penuh sopan santun. “Sama-sama. Tidak peduli betapa sibuknya, kita harus menjalankan tugas sebagai manusia. Dengan begitu, anak-anak kita bisa belajar.” kata Ayah Ki Joon melirik pd Ki Joon dan Chae Yeon “Tentu saja. Ini cara yg tepat untk menyambut pertunangan mereka.” ucap Ibu Ki Joon penuh penekanan. “Tujuanmu sangat jelas. Seperti sebuah drama yg kita tonton tanpa tahu bagaimana akhirnya. Adakah sesuatu yg menarik seperti itu? Kau pasti disini untk berbicara tentang pertunangan, adik ipar?” sindir ibu Do Hyun yg datang menemui semuanya.
“Kau pun saudara ipar, kau disini untk memastikan bahwa Do Hyun sudah dipecat. Tentu saja kau datang meskipun sibuk. Apalagi yg lebih menarik?” ucap Ibu Do Hyun sinis. Ayah dan ibu Ki Joo memalingkan wajah tak mau melihatnya. Ki Joon dgn sopan menyapa ibu Do Hyun. Dengan senyuman dipaksa, Ibu Do Hyun merasa kalau Ki Joon itu senang karena tak bisa bertemu dgn Do Hyun. “Dia yg akan menjadi tunanganku.” kata kata Ki Joon memeluk Chae Yeon . “Lama tak bertemu, Chae Yeon.” sapa Ibu Do Hyun pd Chae Yeon. lalu Chae Yeon pun bertanya tentang keadaan ibu Do Hyun. “ yah...Beginilah. Tapi kau tak terlihat baik. Ada apa dgn ekspresimu? Seperti gadis yg diseret dlm keluarga kaya sebagai menantu masa depan?” sindir ibu Do Hyun Ibu Ki Joon menyuruh Ibu Do Hyun untk berbicara padanya. Ibu Do Hyun menyindir kalau mereka bertemu satu sama lain lalu menyindir apakah ada sesuatu yg perlu diurus. Ia pun akan mengambil wine untk tamu mereka yg berharga. Nyonya Seo hanya melirik ibu Do Hyun yg terus menyindir. “Hari ni aku akan membawakan wine mahal. Tidak sengaja melihat wajahmu yg kotor. Buang-buang saja.” kata Ibu Do Hyun menyindir yg sengaja berhenti disamping ibu Ki Joon.
Ibu Do Hyun menuruni tangga di ruang bawah tanah untk mengambil wine, tapi tiba-tiba ia kaget melihat Do Hyun yg duduk diruangan itu. Ia memanggil anaknya dan Do Hyun yg bersandar di rak wine. “Jika kau dirumah, kau harus masuk. Kenapa malah disini?” ucap Ibu Do Hyun binggung Do Hyun berdiri menghampiri ibunya kalau anak yg dicari ibunya itu adalah anak Min Seo Yeon. Ibu Do Hyun mengatakan ia baru dgn tentang Min Seo Yeon yg memiliki anak. “Benarkah bahwa anak anak yg bersamaku di ruang bawah tanah adalah anaknya Min Seo Yeon?” tanya Do Hyun “Berapa kali kau sudah tanya! Di rumah ini, tak ada anak lain selain dirimu!” tegas ibu Do Hyun
“Apakah anak itu yg disiksa dan bukan aku... tapi anak itu?” tanya Do Hyun kembali dgn menahan tangisnya. “Kau bilang apa sih? Siapa yg disiksa oleh pria ramah itu?” ucap Ibu Do Hyun yg mulai kesal. “Kau melihatnya! Kau menjadi saksi. Dan kau memanfaatkannya untk bertahan di Seung Jin Group! Kenapa kau berbohong? Kenapa? Kenapa?! Ayahku pelakunya dan ibuku saksinya membuatku jadi saksi dan pelaku. Aku tak bisa lagi menjadi korban!” teriak Do Hyun Ibu Do Hyun melotot kaget dan tak bisa membuat pembelaaan. Do Hyun menegaskan dirinya yg akan menemuka anak itu lebih dulu. Setelah menemukannya, ia akan menebus semuanya. “Kalau saja aku bisa menebus luka itu... bahkan jika aku harus menjual Seung Jin, aku akan menebusnya.Kau mengerti, Ibu? Aku takkan lagi percaya pd ucapanmu. Hanya kebenaran yg aku temukan, Aku akan mempercayai ingatanku sendiri.” tegas Do Hyun sambil menangis setelah itu ia pergi. Ibu Do Hyun terlihat sangat lemas sampai terjatuh karena Do Hyun bisa mengingat semua kenangannya yg sudah menghilang.
Ayah Ki Joon berserta keluarga di jamu secangkir teh oleh Nyonya Seo. Young Pyo membahas Do Hyun yg tak pergi ke Amerika karena ada sesuatu yg harus dilakukan di korea. “Apakah mungkin?dia berencana membuat anak perusahaan?” tanya Young Pyo “Tidak. Dia akan pergi ke Amerika sebentar lagi. Aku menyimpulkan bahwa dia masih kurang pengalaman berdasarkan kinerja manajemennya. Aku memintanya untk pergi karena dia harus belajar banyak. Aku rasa mungkin aku memintanya kembali terlalu awal...” jelas Nenek Do Hyun.
Do Hyun tiba-tiba masuk ke dlm ruangan menemui neneknya, Ki Joon dan Chae Yeon kaget melihat Do Hyun yg datang tanpa melihat kearah mereka. Nyonya Seo kaget melihat Do Hyun yg tiba-tiba datang menemuinya tanpa peduli ada keluar Young Pyo disana. “21 tahun lalu, apa kau menyadari yg terjadi di rumah ini?” tanya Do Hyun. Nyonya Seo yg melotot menyuruh Do Hyun menutup mulut dan pergi. “Aku akan menemukannya. Apa yg terjadi di rumah ni 21 tahun lalu. Apa peranmu saat kejadian itu... aku akan mengungkap semuanya!” teriak Do Hyun lalu pergi meninggalkan ruangan. Ibu Ki Joon melihat ibunya yg kaget bertanya keadaan ibunya. Young Pyo melirik, seperti mengetahui ada sesuatu yg disembunyikan oleh Nyonya Seo. Sementara Nyonya Seo terlihat semakin gelisah setelah medengar ucapan Do Hyun.
Saat pulang, Ja Kyung membahas tentang ucapan Do Hyun dan bertanya apa maksudnya. Young Pyo jg tak tahu apa artinya itu dgn wajah dingin. “Jika 21 tahun lalu, saat kebakaran selain kebakaran, apa yg terjadi? Apa mungkin ada hubungannya dgn anak itu?” dugaan Ja Kyung pd suaminya. “Aku tak yakin... tapi ada rahasia yg seharusnya tak terungkap terjadi di rumah itu” jawab Young Pyo. “Dia bilang Ibu punya peran. Maksudnya apa?” ucap Ja Kyung binggung “Apapun itu, ni menarik. Ini akan menjadi menarik.” tegas Young Pyo dgn wajah tersenyum sumringah.
Ibu Do Hyun yg masih terduduk lemah di ruang bawah tanah mengingat semua ucapan Do Hyun sebelumnya.
“Aku akan menemukan anak itu duluan. Aku akan menebusnya lagi dan lagi. Jika untk menebus luka itu meskipun aku harus menjual SeungJin Group, aku akan menebusnya.” “Jangan, Do Hyun.Kau tak boleh melakukannya!!! Menurutmu aku hidup untk siapa Menurutmu, aku bertahan hingga saat ni untk siapa. Kau tak boleh melakukannya” ucap Ibu Do Hyun buru-buru menghapus air matanya. Ibu Do Hyun menelp anak buahnya bertanya apakah sudah menemuukan anak itu. Anak buahnya memberitahu kalau ia sudah menemukannya dan akan mengiriman fotonya. Ibu Do Hyun langsung melihat pesan yg diterima dan melonggo kaget karena ternyata Ri Jin adalah anak yg selama ni ia cari. Ia mengingat saat pertama kali bertemu, Ri Jin memperkenalkan dirinya sebagai seketaris Do Hyun. Lalu pertemuan mereka yg terakhir, Ri Jin bertanya apakah Do Hyun saat masih kecil memiliki teman seusianya. “Saat aku melihatnya tidur kemarin sepertinya dia bermimpi buruk seperti mencari seorang anak dlm tidurnya.” cerita Ri Jin saat itu “Sekretaris Oh... adalah anaknya Min Seo Yeon? Dia sudah mendekati Do Hyun.” ucap Ibu Do Hyun berbicara sendiri. Wajah ibu Do Hyun terlihat penuh dendam, menelp kembali anak buahnya untk menangkap Ri Jin dan dgn mengunakan cara apapun untk menangkapnya. “Jika dia tak dengar, meskipun kau harus membuatnya... pingsan, seret dia kehadapanku segera!” perintah ibu Do Hyun tak mau tahu.
Ri Jin sedang bersama Dr Seo menceritakan dirinya dejavu saat pergi ke rumah Do Hyun. Ia memberitahu Saat aku pergi ke penyimpanan Wine di rumah itu “Aku tiba-tiba mengingat sebuah ruang bawah tanah asing. Aku merasa bahwa saat aku masih kecil, aku menggambar di dinding ruang bawah tanah. Tapi aku tak yakin apakah itu benar memoriku / aku salah paham dgn memorinya Tuan Cha sebagai memoriku.” cerita Ri Jin “Jadi kau kehilangan kesadaran karena shock itu.” kata Dr Seo mendengar cerita Ri Jin. “Sebenarnya, aku jg takut ruang bawah tanah. Sekarang sudah lebih baik tapi terkadang saat aku masuk ruang bawah tanah yg asing, aku agak takut. Tapi perasaan khusus seperti ni adalah pertama kali jadi aku sedikit bingung.” ungkap Ri Jin “Aku pikir itu akan membantu mengembalikan memori Tuan Cha tapi malah memorinya Dr. Oh, itu membingungkan dan aneh.” komentar Dr Seo “Aku tahu sebelumnya bahwa memori masa kecilku tak sempurna. Tapi aku tak pernah merasakan masa sulit / tak nyaman. Kenapa tiba-tiba... aku mengingatnya?” tanya Ri Jin “Manusia sering mengubur kenangan buruknya agar semakin nyaman. Biasanya itu bukanlah hal buruk. Akan tetapi... jika ketidaksempurnaan memori hanya membuatmu bingung / sakit pd saat ini, itu berarti ada sisa-sisa perasaan yg belum ditangani Siapa tahu, ni waktu yg tepat... untk melihat kembali luka-luka masa lalu.” jelas Dr Seo. Ri Jin mendengarnya sambil menghela nafas.
Ri Jin mengantar Dr Seo pulang. Dr Seo meminta Ri Jin untk mampir ke rumah sakit bersama Do Hyun kalau perlu. “Jika Tuan Cha ada dlm memorimu, kalian berdua berbicang-bincang jg merupakan metode penyembuhan.” jelas Dr Seo masuk ke dlm mobilnya. “Ya, aku akan mempertimbangkannya.” ucap Ri jin “Sebelum ibumu mengepak makanan, aku akan pergi dulu. Aku bahkan tak memakan semua makanan yg dia berikan sebelumnya.” kata Dr Seo pamit buru-buru. Ri Jin pun mengucapkan terimakasih pd Dr Seo. Setelah mobil Dr Seo pergi, sebuah mobil hitam datang dan turun beberapa pria berjas dari situ. Orang suruhan ibu Do Hyun memanggil Ri Jin yg terlihat binggung. Ri Jin bertanya siapa mereka semuanya. “Ada seseorang yg mencarimu. Ayo ikut kami sebentar.” tegas si pria suruhan ibu Do Hyun “Siapa? Apa alasannya? Bilang padanya untk mengungkap namanya dan menghubungiku secara langsung. Demikian.” tegas Ri Jin yg langsung pergi.
Orang suruhan Ibu Do Hyun langsung memerintahkan untk membawa paksa Ri Jin. Tangan dan mulut Ri Jin langsung dibekap dan ditarik masuk kedalam mobil. Ri On yg sedang membawa Ri Na untk berjalan-jalan kaget melihat Ri Jin yg dibawa paksa oleh beberapa orang. Ri On langsung masuk ke mobil mengikuti mobil yg membawa Ri Jin dan saling menyalip di jalan tol. Orang suruhan mencoba terus menghindar dan Ri On harus menginjak rem karena ada motor yg tiba-tiba lewat di depannya. Matanya melihat ke lampu sudah berpindah ke merah dan ia harus kehilangan jejak dari orang itu.
Do Hyun sedang mencuci wajahnya lalu mendapatkan telp dari Ri On, buru-buru ia mengangkat mengatakan pemintaan maafnya karena pergi tak pamit. “Ri Jin diculik.” ucap Ri On “Kau bilang apa?” tanya Do Hyun melotot kaget “Apa kau punya petunjuk?” balas Ri On yg panik “Tidak, kau harus menjelaskannya agar aku mengerti.Kenapa... tiba-tiba Ri Jin diculik?!” ucap Do Hyun panik. “Jika kau tak tahu apapun, tak usah dipikirkan. Aku tutup.” tegas Ri On akan menutup telpnya, Do Hyun kembali memanggil Ri On untk tak menutupnya. “Aku memperingatkanmu! Jika ni karena dirimu, Aku takkan membiarkanmu!!!” teriak Ri On langsung menutup ponselnya. Do Hyun berkaca-kaca berteriak memanggil Ri On.
Do Hyun melihat tanda merah dari dlm mobilnya, seperti sebuah petunjuk. “Saya menaruh pemancar di ponsel Oh Ri Jin.” ucap Sek Ahn memberitahu Do Hyun sebagai petunjuk kemana perginya Ri Jin. Sementara Anak buah Ibu Do Hyun memberitahu kalau ia sudah membawa Ri Jin di villa dan tak ada yg mengikutinya. Ri Jin sudah terbaring di lantai, sepertinya ia tak sadarkan diri saat dibawa masuk ke dlm villa. Mobil Do Hyun langsung masuk ke dlm pakiran tanpa menghiraukan pengawal yg menjaga villa itu. Ia melawan sendiri pengawal yg menjaga Ri Jin, sampai ia harus berguling-guling ditanah. Ia sempat terjatuh dan saat berdiri kepalanya terasa sakit. Para anak buah Ibu Do hyun binggung. Kuping Do Hyun berdengung telihat tatto Se Gi akan keluar dari lehernya.
“Minggir. Kau tak bisa menanganinya.” ucap Se Gi dlm diri Do Hyun “Tidak, aku akan melakukannya.” jawab Do Hyun “Jika kau menyerahkannya padaku, kau bisa jauh lebih santai.” kata Se Gi yg mulai memperlihatkan tattonya “Ini pertarunganku! Aku akan melakukannya!” teriak Do Hyun histeris melawan Se Gi untk keluar.Anak buah ibu Do Hyun memukul belakang Do Hyun dgn kayu. “Ingatlah ini. Tolong ingatlah ini. Kau yg memanggilku. Sejak lama” ucap Se Gi dan Do Hyun terlihat sedikit melemah.
“Jangan pergi. Bermainlah bersamaku Kaulah orang yg memanggilku. Ingatlah.” Do Hyun langsung berteriak histeris karena Se Gi mulai memberikan segala ingatannya.
Do Hyun sedang bermain kereta-keretaan dibawah tanah, kali ni ia melihat dgn jelas anak perempuan dgn wajahnya ada disana. “Kenangan yg tak dimiliki Tuan Cha, tapi hanya kau yg miliki... apakah aku disana?” tanya Ri Jin saat bertemu dgn Se Gi. Do Hyun melihat anak perempuan itu yg memberikan mainan padanya, ia melihat dgn jelas kalau anak itu adalah wajah yg sama dgn foto Ri Jin saat masih kecil. Ia langsung menangis melihat ingatannya kalau Ri Jin ternyata wanita yg ia cari. Terdengar bunyi jam yg menunjukan pukul 12 malam. Do Hyun terlihat ketakutan dan buru-buru langsung bangun, tapi Ri Jin menahannya. “Jangan pergi. Bermainlah bersamaku.” pinta Ri Jin.
Saat itu Do Hyun mengingat saat Ri Jin yg sakit mengingau untk memintanya jangan pergi dgn tangan yg dijulurkan padanya. “Jika aku sendirian, aku takut. Tapi jika aku bersamamu, aku tak merasa akan ketakutan” ucap Ri Jin kecil “Aku... pd api dan ruang bawah tanah... merasa sedikit takut. Tapi, jika aku bersamamu, aku tak merasa akan ketakutan.” ucap Ri Jin besa saat Do Hyun bersamanya terkunci di ruang bawah tanah. “Jika ayah tahu aku disini, kau akan dimarahi. Aku akan datang lagi besok malam. Aku akan datang tiap hari” kata Do Hyun berjanji
Ri Jin kecil tak begitu percaya tapi ia meminta Do Hyun untk harus datang padanya. “ Ingatlah. Setiap jam 10 malam waktu kita janjian bertemu” kata Do Hyun Do Hyun langsung menangis mengingat pekataan untk mengingat tiap jam 10 malam sebagai waktu kita janjian. Saat pertama kali Ri Jin bertemu dgn Se Gi, ia melakukan hal yg sama dengannya. “Ingatlah....7 Januari 2015 tepat jam 10 malam...Saat aku jatuh cinta padamu.” ucap Se Gi yg mengingat semua kenangan bersama Ri Jin. Do Hyun ketakutan melihat ayahnya yg datang dan siap memukul. Ri Jin pun ikut ketakutan sambil meminta untk menyelamatkannya dan mengakui kalau ia bersalah. Do Hyun terus menangis mengingat saat Ri Jin meminta untk menyelamatkannya saat gudang terbakar.
Ia melihat Do Hyun yg menyelamatkan Ri Jin supaya ayahnya tak memukulnya, Do Hyun berteriak histeris karena semua ingatannya kembali kalau ayahnya ternyata yg menyiksa Ri Jin bukan dirinya yg disiksa. Kepala Do Hyun sudah berdarah setelah di pukul, lalu ingatannya kembali saat mencium Ri Jin di kereta kuda. “Aku suka jika bisa bersamamu selamanya” ucap Do Hyun “Anak itu yg seharusnya diselamatkan, bukan aku! Itulah manusia!!!” teriak Se Gi yg memiliki semua kenangan buru tentang dirinya. Do Hyun semakin lemah dan ingatan Se Gi masuk saat ia bertemu dgn ayahnya mencoba untk melampiskan rasa amarahnya. “Ayah... Kau tak seharusnya menyelamatkanku. Alasan mengapa aku menjadi monster adalah karena dirimu, ayah” ucap Se Gi Do Hyun semakin lemah karena kepalanya yg terpukul, Se Gi kembali memasukan ingatannya pd Do Hyun.
“Kau tak bisa menahannya, jadi tutup saja Bahkan saat itu kau tak punya keberanian untk menanggung rasa sakit jadi kau kabur. Jadi aku bertarung dgn rasa sakit itu menggantikanmu. Jika bukan karena diriku, kau! Kau sudah mati dlm penderitaan. Tapi siapa yg memanggil siapa palsu?!” teriak Se Gi yg terlihat dlm bayangan. Saat Se Gi menyetir mobil, Do Hyun jg mengingatnya saat Se gi mengatakan kalau seharusnya bukan dia yg diselamatka pd 21 tahun lalu dihari itu lalu Se Gi merasakan kesakitan lalu Do Hyun keluar. Terdengar suara Ri Jin yg meminta untk tak pergi sambil mengulurkan tangannya, Do Hyun ikut mengulurkan tangan seperti ingin menyelamatkan Ri Jin juga. Wajah Do Hyun terlihat sudah bercampur darah dan tangisannya.
bersambung ke episode 15
Komentar
Posting Komentar