Tae Joo kembali melakukan hipnosis pd Ha Na, ia membawa Ha Na ke dlm sebuah galeri. Ha Na berjalan didalam galeri dan dibelakangnya ada Tae Joo yg terus mengikutinya dari belakang. “Tak ada seorangpun dan sangat tenang dan Kau aman. Di ruangan ini, kau bisa melakukan apapun. Kau bisa... melihat semuanya.” ucap Tae Joo Ha Na terus berjalan melihat semua lukisan, sampai di depan sebuah lukisan Tae Joo meminta berhenti dan jg menyuruhnya untk lebih fokus lagi. Sambil menjentikan jarinya, ia meminta Ha Na untu mengingatnya. Lalu Ha Na berjalan mendekati lukisan dan melihatnya lebih dlm ke wajah lukisan yg ada di depannya. Sedikit demi sedikit ia melihat wajah pelaku, tapi ia mulai merasakan kaget dan ketakutan. Ia mencoba lagi menfokuskan matanya untk melihat si pelaku, tapi yg terjadi ia merasakan tangan si pelaku yg keluar dari lukisan mencekiknya. Ha Na mulai kesakitan, lalu Tae Joo memegang Ha Na sambil menutup mata Ha Na yg ketakutan. “Kau aman. Tarik nafas perlahan-lahan.” perintah Tae Joo
Saat itu Ha Na mulai tersadar tapi ia seperti masih ada dlm sebuah galeri bersama Tae Joo. Nafasnya masih terengah-engah melihat Tae Joo yg berdiri dibelakangnya. Tae Joo memegang lengan Ha Na memintanya untk tak perlu khawatir. “Aku yg menciptakan dunia ni dan aku takkan membawamu ke tempat berbahaya. Percaya padaku.” ucap Tae Joo yg tahu Ha Na masih ketakutan Tae Joo meminta Ha Na membuka hatinya dan ia jg akan memhapuskan semua ingatan buruknya. Ha Na menatap Tae Joo lalu menganggu setuju.
Ha Na akhirnya keluar dari ruangan bersama Tae Joo berjalan di lorong rumah sakit. “Ini bukan karena aku tak percaya padamu. Itu karena aku tak percaya dgn diriku. Bukankah kebanyakan pasien menemuimu karena masalah itu? Karena tak percaya diri sendiri, mereka menderita sakit hati dan berbagai penyakit.” ucap Ha Na Tae Joo membenarkan semua penyataan Ha Na lalu berhenti berjalan. Ha Na menatap Tae Joo dan mengerti kalau ia memang butuh dokter yg ia percaya. Tae Joo tersenyum menganggukan kepalanya. Ha Na akan pergi kembali berjalan tak sengaja melihat Dokter Ahn yg sedang berjalan dgn detektif Na. Lalu bertanya siapa pria yg ada didepannya itu, Tae Joo memberitahu kalau pria itu teknisi CT lalu ia bertanya alasan Ha Na menanyakannya. Ha Na mengatakan bukan apa-apa tapi ia seperti merasa mengenal wajah si pelaku. Pintu lift terbuka, Ha Na mendapatkan telp dari Eun Chang memberitahu selesai dari Dokter dan butuh perjalan ke tempat tujuan selama 3 jam maka mereka akan berangkat jam 8. Di belakang Lift terlihat Dokter Ahn yg berdiri sambil menatap dingin Ha Na yg berjalan keluar dari lift.
Alarm jam 8 malam, Robin bangun membaca pesan Seo Jin yg mengancam “Sekali lagi kau nyalakan alarm bodoh itu.... kau mati” Robin mengumpat Seo Jin yg tak punya selera humor. Ia lalu melihat ponsel miliknya yg sudah memiliki password sendiri, ia membicarakan Ha Na yg suka dgn pria lucu dan humoris. Lalu melihat pesan Ha Na dlm Line di ponselnya. “Tolong lupakan kejadian tadi malam. Aku bukan orang seperti itu.” tulis Ha Na dgn icon bersedih “Aku sungguh bukan seperti itu. Bisa kau skip saja datang ke workshop?” tulis Ha Na kembali dgn Icon merasa malu Robin membayangkan saat Ha Na mengirimkan pesan itu sambil melompat malu, ia malah tersenyum melihat pesan Ha Na padanya.
***
Di dlm kamar Ha Na sedang membereskan semua pakaian di dlm tas dan masih merasakan malunya ia pd Robin. Sambil mengeleng-gelengkan kepalanya, ia mencoba melupakan lalu menyibukan diri kembali dgn memasukan semua bajunya. Ponselnya berbunyi, pesan dari Robin. “Aku sudah di luar.” tulis Robin “Kalau begitu, anggap saja tadi malam tak ada yg terjadi, ya?” balas Ha Na Ia langsung duduk di meja rias dgn mengunakan maskara dan jg lipstiknya agar bibirnya merah merona.
Di luar Robin yg santai sedang memain dgn nafasnya yg ia keluarkan dari mulutnya. Ha Na datang tergesa-gesa menghampiri Robin lalu menyapanya. Robin mengajak Ha Na masuk ke dlm mobil karena sangat dingin di luar. Setelah di dlm mobil Robin mengatakan dirinya yg sangat menantikan hal seperti ini. Ha Na tak percaya, Robin mengatakan dirinya yg ingin selalu ikut sesuatu seperti ini. Lalu dgn penuh perhatian memasangkan sabuk pengaman pd Ha Na. Dengan senyuman dan lesung pipinya yg manis, Ia mengajak Ha Na untk berangkat sekarang.
Robin tersenyum saat menyetir mobil, begitu jg Ha Na karena bisa jalan bersama Robin. Tapi dibelakang mereka ada orang suruhan Seung Yeon yg mengikuti mereka. Robin melirik kaca spion menyadari ada mobil yg mengikuti mereka. “Ha Na, pegangan yg erat.” perintah Robin Ha Na tanpa bertanya lagi memegang erat sabuk mengamannya, lalu Robin saat ada pemisah jalan, dgn menerobos pembatas jalan ia masuk ke jalur yg berbeda. Ha Na menengok kebelakang bertanya apa yg terjadi. “Ada yg mengikuti kita. Kau harus Pastikan untk beritahu Seo Jin tentang ini, ya?” pesan Robin Ha Na terlihat binggung lalu mengatakan ia mengerti, saat di belokan terlihat truk yg bersembunyi di bawah jembatan. Dokter Ahn sudah ada dibelakang kemudi menyusul Robin yg menyetir mobilnya.
Dokter Ahn dgn sengaja menginjak remnya supaya bisa menabrak mobil Robin. Ha Na melihat ke arah spion terkejut karena truk dibelakang jaraknya sangat dekat dgn mereka. Robin melihat ke spion mempercepat laju mobilnya. Robin mencoba memutar stir mobilnya dan berbelok dgn cepat, Dokter Ahn ta bsia mengendalikan truknya untk berbelok. Ia melihat bannya yg tersangkut dan mobil Robin melaju dgn cepat. “Kau berhasil menghindar, Truknya nyangkut di bongkahan salju.” ucap Ha Na melihat kearah belakang.
Robin terus melihat ke arah spion belakang, tiba-tiba Ha Na berteriak karena di depan mereka ada batu. Robin tak bisa menghindar, mobilnya pun menghantam batu besar di depannya. Kaca Mobil Robin retak, Ha Na langsung tak sadarkan diri, Robin berusaha membangunkan tapi Ha Na tetap saja terdiam. “Ada kecelakaan dan ada orang yg terluka.” ucap Robin di telp meminta pertolongan. Ia merasa tak perlu mendatangkan ambulance tapi hanya perlu memberitahu dimana rumah sakit terdekat. Dengan mengendong Ha Na di pundaknya, Robin berjalan ke rumah sakit terdekat. Robin masuk ke dlm ruang praktek dan langsung menidurkan Ha Na. “Tolong kami! Kurasa dia pingsan.” ucap Robin panik. “Bisa kau beritahu apa yg terjadi?” tanya Dokter yg langsung memeriksa Ha Na Robin dgn nafas terengah-engah tiba-tiba pingsan dan terletak di lantai.
Robin pun berbaring diatas tempat tidur, dgn mata yg masih buram ia melihat Ha Na yg ada di depannya menanyakan apakah ia sudah sadar. Lalu ia bertanya keadaan Robin yg baik-baik saja. Ternyata yg bangun adalah Seo Jin, ia bergumam kenapa Ha Na bisa ada bersamanya. “ Kau bisa melihatku?” ucap Ha Na sambil mengoyangkan tangannya di depan mata Robin yg melotot. Ha Na memanggil Robin, Seo Jin langsung kaget karena Ha Na memanggilnya Robin. Ia langsung terduduk tegak diatas tempat tidur. Ha Na kaget karena Robin langsung duduk tegak setelah pingsan.
“Kau terluka, Robin?” tanya Ha Na khawatir “Robin... Dia memanggilku Robin.” gumam Seo Jin melotot binggung “Tunggu disini, aku akan memanggil dokter.” ucap Ha Na Seo Jin menarik tangan Ha Na lalu bertanya dimana mereka sekarang. Ha Na menjawab mereka di JeongSeon, ia kaget karena Robin tak bisa mengingat itu semua. “JeongSeon... di Gangwon? Robin..... Robin!” teriak Seo Jin dlm hati.
Eun Chang, Jin Joo dan paman ada di dlm mobil bersama-sama. Di dlm Eun Chang seperti meminta tolong untu mencaritahu secepatnya. Jin Joo bertanya apa yg ia dapatkan. “Karena badai salju, dia tak bisa datang. Semua jalan ditutup.” ucap Eun Chang “Lalu, polisi jg tak bisa datang?” tanya Jin Joo heran. Si paman jg mengatakan tak mungkin bisa. Eun Chang tiba-tiba berteriak melihat klinik kesehatan yg ada didepannya, ia yakin tempat yg mereka tuju adalah disitu. Mobil mereka pun berhenti di depan klinik.
Sebelum masuk Jin Joo ingin memberitahu pd teman-temannya sebelum masuk ke dalam. “Seniman sketsa yg Ha Na bawa... sebenarnya penulis webtoon.” bisik Jin Joo “Itu rahasiamu?” ucap Eun Chang remeh “Bukan....Rahasia yg sebenarnya, orang itu... saudara kembarnya Direktur Goo.” jelas Jin Joo Si paman berteriak kaget, lalu Eun Chang tak percaya si Dal Pal itu punya kembaran.
Seo Jin yg keluar saat Robin sedang memiliki waktunya, mencoba turun dari tempat tidurnya, tapi tubuhnya masih lemah. Ha Na menahannya agar Seo Jin tak jatuh. “Aku sudah melaporkan kecelakaannya, dan sudah bicara dgn Detektif Na.” ucap Ha Na Eun Chang dan lainnya akhirnya masuk ke dlm ruang perawatan. Seo Jin kebinggungan, ia bertanya-tanya untk apa mereka datang. Ha Na dgn wajah tersenyum memberitahu kalau ia baik-baik saja. “Polisi tak bisa datang karena badai salju. Semua jalan ditutup.”ucap Eun Chang memberitahu “Badai salju? Ditutup?” ucap Seo Jin dgn mata melotot binggung Jin Joo yg baru pertama kali bertemu Robin langsung menyapanya, Seo Jin yg merasa bukan sebagai Robin terlihat kebingungan. Eun Chang dgn bangga menceritakan mereka yg banyak mendengar tentangnya. Jin Joo ingin membahas tentang Robin dan Dal Pel tapi Ha Na mencegah untk tak membicarakan hal itu. “Kau dan Direktur Goo kami mirip sekali! Kudengar namamu Robin?” ucap Jin Joo seperti mengubah kalimatnya.
“Bagaimana mereka tahu tentang Robin?” gumam Seo Jin yg masih binggung Ha Na meminta semuanya untk berbicara nanti saja karena ia melihat Robin yg masih agak terguncang. Ponsel Ha Na berbunyi, ia mendapatkan telp dari Detektif Na. “Kami sudah meminta bantuan pertama pd kantor polisi JeongSeon... begitu jalan sudah aman, kami / mereka segera menuju kesana. Tapi... apa benar kau tak terluka?” tanya Detektif Na khawatir. Ha Na mengatakan dirinya baik-baik saja, tapi Eun Chang kesal pd Ha Na yg mengatakan dirinya baik-baik saja. “Si brengsek itu mengikutimu dan berusaha membunuhmu!” teriak Eun Chang “Berusaha membunuh?” gumam Seo Jin semakin bingung
Eung Chang meminta ponsel Ha Na supaya ia saja yg berbicara pd Detektif Na. Ha Na menyuruh Eun Chang untk tetap tenang karena ia akan berbicara. Diam-diam Seo Jin mengendap-ngendap keluar dari kamar.
Seo Jin berjongkok dgn ditutupi tananman, menelp Sek Kwon dgn ponselnya, Sek Kwon berpikir kalau yg menelpnya adalah Robin karena dimalam hari. Seo Jin mencoba menyakinkan kalau ia Seo Jin bukan Robin. “Apa yg kau bicarakan? Ini waktunya Robin.” ucap Sek Kwon. “Bukan Robin, ni aku. Sadarkan dirimu.” perintah Seo Jin “ Kau yg perlu sadar. Atau tidurlah lebih awal jika perlu.” perintah Sek Kwon yg kesal menutup telpnya. Seo Jin kembali mencoba menelp Sek Kwon, dgn kesal Sek Kwon mengangkat telp yg ia pikir itu adalah Robin. “Periksa lagi nomornya. Nomor siapa yg kau lihat?” perintah Seo Jin “bagaian kau bisa punya ponselnya Direktur Goo?” tanya Sek Kwon bingung meliha nama Seo Jin yg menelpnya bukan Robin “Robin tahu kodeku / tidak?” tanya Seo Jin berusaha menyadarkan Sek Kwon Sek Kwon mengatakan tak tahu, lalu Seo Jin kembali bertanya siapa dirinya sekarang. Sek Kwon langsung duduk diatas tempat tidurnya karena Seo Jin yg menelpnya. “Sekarang aku di Gangwondo. Cepat datang.” perintah Seo Jin “Gangwondo? Apa yg kau lakukan disana?” tanya Sek Kwon “Aku...” teriak Seo Jin marah lalu kembali tersandar kalau ia bisa ketahuan dgn teriakannya. “ Bukan aku! Robin yg kemari! Dan lagi dia bersama Jang!” umpat Seo Jin mencoba memelankan suaranya. “bagaimana bisa Kau kembali lagi jadi dirimu selagi bersama Jang Ha Na?” tanya Sek Kwan heran Seo Jin yakin kalau dirinya itu pingsan lalu tersadar di klinik kesehatan lalu bercerita kalau Pelakunya mengikuti mereka sampai disana. Sek Kwon kaget karena pelaku mengejar mereka sampai ke Gangwondo dan bertanya apakah ia sudah lapor polisi. Seo Jin memberitahu Ha Na yg sudah melapor pd Detetktif Na. Sek Kwon dgn panik akhirnya menutup telpnya dan mengatakan kalau dirinya jg akan menelp polisi. Seo Jin binggung karena Sek Kwon tiba-tiba menutup telpnya.
Di dlm ruangan, Ha Na menutup telp dari Detektif Na “Dia bilang akan segera datang begitu jalan sudah aman... dan dia tak mau aku sendiri, tapi harus terus bersama orang-orang.” ucap Ha Na “Benar, jangan khawatir. Aku ragu apa si brengsek itu tahu kau dimana hingga bisa mengikutimu kemari.” komentar si paman. Jin Joo yg pertama kali tersadar kalau Robin tak ada diatas tempat tidur, ia berpikir kalau Robin itu pemalu. Ha Na terlihat binggung melihat keluar karena Robin pergi tanpa pamit.
Seo Jin berusaha kembali menelp Sek Kwon, tapi telpnya sibuk, setelah itu ponselnya kembali berbunyi “Kuingatkan kau sekarang, jangan pernah menutup...” ucap Seo Ji mengancam tapi Sek Kwon menyela omongannya. “Direktur Go, malam ni kau harus menginap disana.” ungkap Sek Kwon, Seo Jin kaget dan bertanya alasan dirinya harus ada disana. “Bahkan para polisi tak bisa kesana. Semua jalan ditutup dan Juga kurasa pelakunya benar- benar mengikutinya sampai kesana Bagaimana jika terjadi sesuatu pd Jang Ha Na? Malam ni kau harus bersamanya.” ucap Sek Kwon “Bukan dia saja yg ada disini, seluruh rombongan sirkus...” teriak Seo Jin lalu kembali tersadar ia harus menahan suaranya. “...mereka semua ada disini, dan lagian mereka mengira aku Robin!” bisik Seo Jin menahan kesal “Berpura-puralah menjadi Robin.” saran Sek Kwon dgn mengatakanya pd depan ponselnya. Seo Jin kaget dgn saran Sek Kwon. Dengan suara penuh keyakinan Sek Kwon meminta Seo Ji untu menjadi Robin sehari saja. Seo Jin menghela nafasnya, suara seseorang keluar dari ruangan, Ha Na kembali memanggil Robin. “Bagaimana aku melakukannya??? Bagaimana aku berpura-pura menjadi Robin?” tanya Seo Jin berbisik pd Sek Kown “Tersenyum saja.” perintah Sek Kwon “Senyum? Kenapa aku harus senyum?” ucap Seo Jin tak suka dgn hal itu.
Ha Na akhirnya bisa menemukan Robin di balik pohon. Seo Jin yg sudah terlihat oleh Ha Na akhirnya terbangun setelah berjongkok dan mencoba untk tersenyum walaupun terlihat kaku. Ha Na pun memberikan senyumannya dan bertanya Robin yg sedang menelp. Seo Jin dgn senyuman dipaksa menganggukan kepalanya. “Dokter bilang seharusnya kau tak pa-pa, dan tak masalah kau ikut bersama kami.” ucap Ha Na “Ikutlah ke tempat kami tinggal. Tempatnya dekat dari sini.” jelas Jin Joo menunjuk arah tempat tinggal mereka.
“Benar... untk sehari aku akan baik-baik saja” gumam Seo Jin dgn senyum penuh paksaan. “Kedengarannya bagus. Kalian tinggal dimana?” tanya Seo Jin Jin Joo kaget karena nada bicara Robin itu sama dgn Seo Jin, Ha Na jg terlihat baru sadar. Dalam hati Seo Jin pun mengumpat, lalu mengubah nada suaranya selembut Robin.
Mereka berlima menaiki mobil, menyusuri salju yg semakin lebat. Seo Jin memilih untk memejamkan matanya, sambil mensugesti kalau dirinya itu si brengsek sampah Robin. Ha Na melihat Robin yg terdiam menanyakan keadannya. Dalam hati, Seo Jin menjawab ia tak baik-baik saja. “apa masih jauh?” tanya Seo Jin berusaha dgn nada ramah “Kita hampir tiba.” jawab Eun Chang “Karena kita di JeongSeon apa kita tinggal di Resor Rowan yg terkenal dgn spa-nya?” tanya Seo Jin “Bukan resort tapi Lebih ke motel.” jawab Jin Joo
Seo Jin bengong melihat tempat tinggal mereka seperti rumah yg terlihat remang-remang dari kejauhan. Menurutnya itu bukan sebuah Motel yg ia duga. Paman berteriak kalau mereka sudah datang, seorang pria langsung keluar dari rumah menyapa mereka. Seo Jin sedikit melangkah mundur. “Jang Ha Na! Sudah berapa lama kau tak datang! Kenapa kau pergi begitu lama?” sapa pemilik rumah bahagia. “Kau sehat-sehat saja, kan?” teriak Ha Na bahagia “Senang bertemu denganmu! Aku sangat merindukanmu!” ucap Si pemilik yg ikut berteriak gembira. Seo Jin semakin tak nyaman dgn banyak orang yg akan ada sekelilingnya lalu kembali mencari tempat yg sepi untk menelp Sek Kwon. “Aku tak bisa tinggal disini malam ini. Tidak, sejam pun aku tak bisa. Cepat datang.” perintah Seo Jin “tapi bagaimana Jalannya...” keluh Sek Kwon yg kembali tertidur. “Pakai helikopter!” teriak Seo Jin Sek Kwon mengatakan itu tak bisa, Seo Jin tetap bersikeras supaya Sek Kwon itu melakukannya. Setelah menutup telpnya, Seo Jin ketakutan merasakan ada seseorang yg datang menghampirinya.
Ha Na dan Jin Joo sedang ada didalam kamar. “ Senimanmu pergi lagi, Memang dia begitu pemalu?” ungkap Jin Joo binggung melihat Robin yg kembali menghilang. “Iya ya. Dia kemana sekarang?” ucap Ha Na binggung lalu berjalan keluar kamar.
Seo Jin yg ketakutan karena berpikir itu orang langsung menjerit ketakutan karena yg datang adalah seekor anak kambing. Ha Na yg mendengar teriakan Robin langsung menghampirinya bertanya apa yg terjadi. Seo Jin yg panik hanya bisa menunjuk anak kambing yg ada didepannya.
Ha Na tertawa karena yg membuat Robin kaget hanya seekor anak kambing, dgn ramahnya Ha Na malah mengelus anak kambing sambil memujinya si anak manis. Seo Jin berjalan mundur tapi ia kembali kaget karena kakinya menyentuh sesuatu. Seekor anak anjing mengonggong, Ha Na kembali tersenyum melihat anak anjing lalu mengendongnya dan memuji kalau anjing itu sangat manis sekali. “Lihatlah, manis kan?” ucap Ha Na mencoba memperlihatkan pd Robin. Seo Jin yg tak suka dgn apapun langsung menghindarinya. Ha Na binggung karena sebelumnya Robin mengatakan dirinya itu suka anjing. Dengan senyuman dipaksa Seo Jin memuji anjing yg di pegang Ha Na. Sambil mengelus anjing ditanganya, Ha Na kembali tersenyum. “Tapi, apa yg kau lakukan disini?” tanya Ha Na binggung “Aku mencari kamar mandi.” jawab Seo Jin “Kamar mandi Ada disana.” tunjuk Ha Na
Ha Na membuka pintu kamar mandi, terlihat tempatnya hanya ada dua pijakan yg di beri lubang. Dengan ramah, Ha Na menyuruh Robin untk masuk. “Jangan dorong aku!” teriak Seo Jin, Ha Na kaget karena Robin yg ia kenal tak pernah berteriak. Seo Jin kembali berusaha bersikap seperti Robin yg suka tersenyum dan jg ramah. Ha Na tersenyum karena sikap Robin yg berteriak mengagetkannya, ia pun pamit ingin meninggalkan Robin. “Tolong jangan pergi..... Kumohon.....” ucap Seo Jin menarik tangan Ha Na untk tak pergi. Ha Na akhirnya menunggu Robin yg ada didalam kamar mandi, lalu bertanya sebenarnya ada apa denganya karena ia melihat tak seperti Robin biasanya. Seo Jin pun mengatakan dirinya itu tak suka dgn gelap. “Bukannya kau tukang begadang yg tidur di siang hari.” ungkap Ha Na binggung “Aku agak sedikit takut gelap. Tidurpun lampuku nyala.” cerita Seo Jin berbohong. “Kalau begitu, ni pertama kalinya kau datang ke tempat begini?” tanya Ha Na, Seo Jin mengatakan Ya.
Ia kembali bergumam menyuruh Ha Na untk berbicara dengannya, tapi setelah itu Ha Na memang benar-benar tak berbicara lagi. Seo Jin malah ketakutan dgn malu-malu ia menanyakan apakah Ha Na masih disana. Ha Na yg masih berdiri dlm kegelapan, tersenyum lalu berbisik kalau ia masih ada di situ. Seo Jin meminta Ha Na untk tak pergi, Ha Na akhirnya menyarankan dirinya untk bernyanyi saja. Seo Jin bergumam itu bagus lalu meminta Ha Na bernyanyi untuknya. “Ibu pernah bilang padaku...” Ha Na mulai menyanyikan lagu untk Robin
“Teruslah nyanyikan itu, kubunuh kau.” gumam Seo Jin seperti punya kenangan buruk dgn lagu itu. “Tolong nyanyikan yg lain.” teriak Seo Jin “Lebih baik kau bersembunyi, karena aku bisa melihat rambutmu....” nyanyi Ha Na mengubah lagunya. Seo Jin seperti semakin ketakutan, Ha Na tersenyum karena bisa mengoda Robin dgn nyanyiannya. Seo Jin akhirnya buru-buru keluar dgn wajah ketakuatan, ia sempat tersandung dan Ha Na memegangnya.
“Pewaris kaya memang bertingkah beda.” ejek Ha Na Lalu ia mengulurkan tangannya pd Robin untk berpegangan padanya. Seo Jin binggung karena mereka harus bergandengan, Ha Na melihat Robin yg bengong langsung mengandeng tangan Robin dan menyuruh untk mengikutinya. Dalam kegelapan terlihat Ha Na yg menarik tanga Robin untk berjalan bersama. Ha Na berjalan perlahan sambil melihat bintang yg berkilau, Seo Jin kembali mengumpat karena ia tak suka dgn bintang. “Udaranya jg segar.” ucap Ha Na menarik nafas panjang.
“Segar... apanya” umpat Seo Jin dlm hati. Ha Na menengok kebelakang, Seo Jin kembali berusaha untk kembali tersenyum.
“Bagaimana tadi kau bisa melakukannya jika kau takut gelap? Dokter di klinik tadi bilang kau membopongku mendaki gunung.” cerita Ha Na
“Membopong mendaki gunung...Tak heran kenapa punggungku pegal.” gumam Seo Jin mengeluh “Terima kasih, telah Menyelamatkanku lagi.” ucap Ha Na lalu memberikan senyumannya lagi. Seo Jin berusaha senyuman dipaksanya pd Ha Na. “Burung pipit bilang!” teriak Ha Na, Seo Jin terdiam mendengar teriakan Ha Na Ha Na menyuruh Robin untk mengatakaan “Cuit, cuit.” Seo Jin yg mendengarnya kembali mengumpat dlm hati. Ha Na kembali berteriak meminta suara bebek, Seo Jin pikir Ha Na itu sedang bercanda. Ha Na akhirnya menjawab sendiri dgn bunyi “Kwak kwak.” Dalam hati Seo Jin mengumpat kalau Ha Na itu sudah gila “Kucing bilang?” teriak Ha Na, “Meong.” ucap Seo Jin tak sadar kalau ia menyahut teriakan Ha Na.
“Begini kau menghabiskan waktumu, Robin?” umpat Seo Jin dlm hati. “Manisnya. Kau bilang apa? Tak kedengaran. Kubilang, tak kedengaran.” ungkap Ha Na tersenyum. Ia kembali berteriak meminta suara kucing, Seo Jin dgn nama merendah memberikan suara “Meong.”. Ha Na tertawa, lalu meminta suara anjing dan Seo Jin pun memberikan suara “Gukk gukk.”. Ha Na kembali meminta suara Ayah, Seo Jin dgn terpaksa bersuara “Piak piak.”
“Hentikan.” perintah Seo Jin dlm hati “Babi bilang?” ucap Ha Na
“Kubilang, hentikan!” teriak Seo Jin dlm hati. Tapi Ha Na tetap meminta suara babi dan Seo Jin tetap memberikan suaranya. Ha Na kembali meminta suara kudanil, Seo Jin terdiam. Ha Na tertawa karena Robin tak tahu suara kudanil dan ia mencontohkan pd Robin.
Seo Ji akhirnya sampai di rumah dgn di kelilingi semua anggota sirkus. Ha Na pun memulai memperkenalkan pd semuanya. “Kenalkan seniman sketsa yg akan menggambar untk kita mulai sekarang.” ucap Ha Na yg langsung berikan tepuk tangan yg meriah
“Seniman sketsa?” gumam Seo Jin binggung “Aku sudah melihat gambarmu, benar-benar bagus.” puji Jin Joo sambil mengangkat jempolnya “Kudengar kau penulis webtoon?” tanya si paman “Aku menyukai karyamu.” ucap Eun Chang Pemilik rumah berteriak membawa botol Soju karena perasaan saat ada selebriti. Ha Na menolaknya karena mereka semua belum boleh minum. “Seniman sketsa baru akan menggambar konsep baru pertunjukan kita... begitu kita selesai makan malam.” ucap Ha Na Seo Ji makin melotot karena dirinya harus mengambar, si pemilik mengerti lalu memasukan kembali minumannya. “Maaf, tapi aku lupa bawa buku sketsa yg kau gambar untukku. Kau bisa gambar sketsa baru dgn cepat, kan?” ucap Ha Na, Seo Jin kembali memperlihatkan senyuman dipaksa.
Di depannya sudah ada kertas gambar yg masih polos, harus digambar oleh Seo Jin. Semua orang menunggu Robin yg ingin mengambar untk mereka. Ha Na jg sangat bersemangat menunggungnya. Seo Jin terus menatap buku gambar polos didepannya. “Aku... Aku... saat menggambar, aku perlu waktu dan ruang sendiri.” ucap Seo Jin gugup lalu mengambil kertas gambar dan berjalan masuk ke dlm kamarnya. Semua orang yg melihat Robin pergi memuji kalau itu adalah seniman sejati.
Seo Jin duduk diatas meja, gambar yg berhasil ia gambar adalah orang dgn garis lurus seperti anak TK. Ia mengaruk kepalanya mencari cara supaya ia bisa terbebas dari mengambar sketsa, matanya melirik botol So Ju yg banyak didalam kamar. Ia mengingat kembali dgn pesanya pd Robin saat itu. “Saat kita kehilangan kesadaran, kita bangun sebagai orang lain. Saat kita sangat stres, hingga tertidur / hilang kesadaran.” Seo Jin kembali menelp Sek Kwon menanyakan berapa kuatnya ia meminum alkohol. Sek Kwon yg terbangun dari tidurnya tak tahu karena Seo Jin itu tak pernah minum. Lalu bertanya tentang Robin. Sek Kwon mengatakan Robin itu peminum berat. Seo Jin tersenyum, karena Robin itu kebalikan darinya.
Satu gelas kecil masuk ke dalam, gelas bir yg besar, semua menari memulai untk saling minum secara bergantian, di mulai dari Ha Na lalu memutar dan akhirnya Seo Jin memegang gelasnya sendiri. “Baiklah, waktunya Robin untk keluar. Si brengsek sampah itu...” umpat Seo Jin berharap ia mabuk dan kembali mendatangkan Robin. Putaran kedua, Ha Na mengajak Robin menarik sebelum minum tapi Seo Jin tetap diam dan kembali minum. Beberapa saat kemudian, Ha Na dan yg lainnya mulai mabuk. Seo Jin terus meminum birnya bergelas-gelas. Akhirnya semuanya tertidur karena mabuk, Eun Chang sempat bangun karena ingin muntah. Jin Joo yg melihat Robin merasa melihat keduanya itu sangat mirip dgn Dal Pe “Siapa sebenarnya si Dal Pal?..... Sialan..... Siapa sangka aku kuat minum? Aku benar-benar kuat minum.” ucap Seo Jin Dalam ruangan hanya dia yg masih tersadar sementara yg lainnya sudah tertidur karena mabuk. Ha Na yg tertidur sambil duduk menjatuhkan kepalanya di pundak Seo Jin dgn jijiknya Seo Jin menyingkirkan kepala Ha Na dari pundaknya lalu tapi kepala Ha Na kembali berbalik, ia pun akhirnya menahannya.
Seo Jin akhirnya duduk di depan kayu bakar sambil menelp Sek Kwon mengatakan kalau dirinya itu yg kuat minum. Ditangannya ada sebotol Soju yg terus ia minum supaya bisa tertidur setelah mabuk. “Dokter Kang pasti si bebek.” umpat Seo Jin “Kenapa kau masih belum tidur!” teriak Sek Kwon frustasi karena Seo mengangguk tidurnya. “Aku tak bisa tidurm tapi Malah makin sadar.” ucap Seo Jin “Kalau begitu, Tak usah tidur sama sekali. Kau tahu besok siang ada rapat, kan? Komisaris jg hadir. Jika kau bangun sebagai Robin, kau tak bisa hadir.” ucap Sek Kwon Seo Jin mengumpat kalau itu solusi lalu terdengar ia sedikit cekukan. Sek Kwon tertawa mendengarnya karena Robin maka Seo Jin bisa minum lalu menginap di rumah warga yg terpencil. Seo Jin kesal menceritakan bukan hanya itu saja ia kembali meniru suara “Oink oink.”. Sek Kwon binggung, Seo Jin tak ingin membahasnya lalu menutup ponselnya. *** Ha Na keluar dari rumah merasa sangat dingin, ia menghampiri Robin yg duduk di depan kayu bakar sambil merasakan kehangatan disana. Seo Jin yg melihat kedatangan Ha Na kembali memperlihatkan senyuman dipaksanya. “Pasti enak jika kita memanggang ubi manis di api seperti ini, ya kan?” saran Ha Na melihat kayu bakar di depannya, Seo Jin hanya bisa memberikan senyumannya mendengar saran Ha Na
Beberapa saat kemudian Ha Na sudah membakar ubidengan aluminium dan jg sudah memakannya satu dgn wajah kenikmatan lalu meminta Robin untk mencicipinya. Seo Jin yg sedang bersikap sebagai Robin tak bisa menolaknya. Ha Na yg merasakan nikmatnya ubi bakar tak sadar kaau wajahnya belepotan dgn arang. Seo Jin melihat Ha Na dgn senyuman, Ha Na binggung. Seo Jin tersenyum menunjuk wajah Ha Na yg menghitam kena arang. “Akhirnya kau tersenyum!” teriak Ha Na tersenyum bahagia “Meskipun wanita tak sadar apa yg ada diwajahnya, ada yg sengaja melakukannya agar orang bisa tertawa. Aku sengaja melakukannya agar kau bisa tertawa.” ungkap Ha Na jujur Seo Jin terlihat tersenyum terlihat dari hatinya. Ha Na pun tahu Robin itu merasa canggung dan tak nyaman tapi ia berterimakasih karena ia mau datang menemaninya “Aku merasa sangat aman dgn kau bersamaku. Meskipun semua orang di grupku orang yg baik terkadang, aku merasa takut.” cerita Ha Na, Seo Jin bertanya kenapa “Karena mereka selalu bergantung padaku dan bertanya apa kami akan baik-baik saja dan ingin aku meyakinkan mereka semuanya berjalan lancar. Setiap kali mereka bertanya, aku bilang 'Jangan khawatir, aku akan mengurus semuanya. Percayalah padaku.' Begitulah aku meyakinkan mereka.” cerita Ha Na Seo Jin menatap Ha Na dgn serius seperti memiliki rasa kasih sayang seperti Robin. “Sebenarnya... tiap kali mereka bertanya, aku merasa hatiku menyusut di dlm dada dan merasa Takut. Terima kasih, kau Sudah bersamaku.” ungkap Ha Na memberikan senyumannya.
Seo Jin pun kembali memberikan senyumannya, kali ni ia terlihat tak terpaksa. Tiba-tiba Ha Na bersin beberapa kali, Seo Jin kembali menghindar lalu menarik selimutnya. Ha Na berpikir Robin akan memberikan selimutnya. “Tidak, tidak. Aku baik-baik saja!” ucap Ha Na menolak Robin untk memberikan selimutnya. Tapi setelah itu Ha Na bersin lebih keras lagi. “Aku pasti sudah mabuk melakukan ini.” gumam Seo Jin yg akhirnya tak tega membagi selimutnya supaya Ha Na tak kedinginan. Ha Na menatap Robin lalu muji kalau pria didepannya itu adalah orang yg sangat baik. Seo Jin menatap Ha Na yg memujinya sebagia orang yg baik.
“Karena itu... ...aku menyukaimu.” ucap Ha Na mengungkapkan perasaanya pd Robin. Seo Jin bingung karena Ha Na mengakui perasaanya pd Robin. Ha Na kembali mengatakan dirinya menyukai Robin dgn pipi bersemu merah. Seo Jin melotot kaget karena pipi Ha Na yg bersemu merah.
[Saat kau tertidur.] Bersambung ke Episode 6
Komentar Robin itu lucu banget sih.... Hyun Bin Oppa emang Top aktingnya, dua karakter keras tapi dari mimik wajahnya berubah 180 derajat. Eh iya.. itu CEO Min tahu dong yah kalau si Robin itu kepribadian ganda yg sewaktu-waktu bisa hilang karena Seo Jin.
Mulai enak nih ceritanya, bikin penasaran sama geregetan. Sebenarnya itu Tae Joo tahu ga sih siapa yg menyuruh Dokter Ahn untk mengubunuh Dr Kang, terus alasananya apa... Ckckck.... wajib di tunggguuuu...
source : http://twitter.com, http://fb.com, http://koreandramasuperaddicted.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar