Gebrakan: Raja Salman bersihkan kerajaan, dekati IM #185512

Gebrakan: Raja Salman bersihkan kerajaan, dekati IM Ahad, 11 Rabiul Akhir 1436 H / 1 Februari 2015 16:04 Adiba Hasan Ahad, 11 Rabiul Akhir 1436 H / 1 Februari 2015 16:04. JAKARTA Semoga angin baru Semoga angin baru kebangkitan Islam terjadi melalui gebrakan Raja Salman yang melakukan pembersihan loyalis Raja Abdullah. Kini ia dikabarkan mendekati Ikhwanul Ahad, 11 Rabiul Akhir 1436 H / 1 Februari 2015 16:04. Gebrakan: Raja Salman bersihkan kerajaan, dekati IM. Oleh Adiba Hasan
Gebrakan: Raja Salman bersihkan kerajaan, dekati IM

Semoga angin baru kebangkitan Islam terjadi melalui gebrakan Raja Salman yg melakukan pembersihan loyalis Raja Abdullah. Kini ia dikabarkan mendekati Ikhwanul Muslimin (IM), sebagaimana analisis Hashmi Bachtiar, alumni Universitas Al-Azhar dan mahasiswa postgraduate Hubungan Internasional di Lille-Perancis yg diterima redaksi Arrahmah.com, Ahad (1/2/2015).

Raja Salman bin Abdul Aziz sebagai nakhoda baru kerajaan Saudi Arabia terus melanjutkan ‘kudeta’ di tubuh kerajaan lumbung minyak tersebut. Sebelumnya, pasca dibai’at menjadi raja menggantikan saudara tirinya Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Salman langsung bergerak cepat dgn memilih Muhammad bin Nayef sebagai wakil putra mahkota dan memecat Khalid Al-Tuwaijri yg menjabat kepala dewan kerajaan.

Baru-baru ni Raja Salman kembali mengambil kebijakan yg membuat dirinya semakin menjadi sorotan. Raja Salman mengganti Gubernur Makkah dan melakukan perombakan besar-besaran dlm kaninet kerajaan, mungkin ni perombakan terbesar yg pernah terjadi di kerajaan Saudi Arabia. Setidaknya Raja Salman mengeluarkan 34 keputusan raja yg salah satunya pergantian kabinet.

Perombakan kabinet tersebut sangat jelas tujuannya yaitu membersihkan loyalis Raja Abdullah dan menggantinya dgn sosok yg dipercaya oleh Raja Salman. Sebut saja menteri pertahanan yg baru, sekarang dijabat oleh Muhammad bin Salman yg merupakan anaknya sendiri. Kemudian menteri dlm negeri, dijabat oleh Muhammad bin Nayef bin Abdul Aziz, yg sebelumnya dipilih menjadi wakil putra mahkota.

Keputusan lainnya adalah memberi ampunan kepada tahanan politik, yg merupakan pantangan dlm kerajaan. Selama ni Saudi Arabia selalu menempatkan oposisi kerajaan sebagai musuh berbahaya, tetapi Raja Salman malah memberi ampunan, semakin membuat penasaran kemana arah politik raja baru tersebut.

Sebenarnya membaca arah politik Raja Salman tidaklah terlalu sulit. Dengan kebijakannya akhir-akhir ni sudah terlihat, baik itu arah politik dlm negeri maupun kawasan dan internasional. Dari komposisi kabinet yg baru dipilih dan orang-orang terdekat raja Salman jg bisa dikuak, kemana kapal kerajaan tersebut akan berlayar.

Di dlm kerajaan, Raja Salman dibantu oleh dua orang terdekatnya dlm melakukan operasi pembersihan loyalis Abdullah. Pertama adalah Muhammad bin Nayef yg dipilih sebagai wakil putra mahkota.

Muhammad bin Nayef selama ni dikenal dekat dgn petinggi Turki dan mempunyai sejarah buruk dgn Khalifa bin Zayed presiden Uni Emirat Arab. Mungkin inilah alasan mengapa Erdogan menunda lawatannya ke Somalia dan memilih terbang ke Riyadh ikut prosesi pemakaman Abdullah. Sedangkan Bin Zayed presiden Uni Emirat Arab memilih tak hadir dgn alasan tak jelas.

Sosok kedua adalah Muhammad bin Salman. Tidak tanggung-tanggung, Muhammad bin Salman diberi tiga jabatan penting sekaligus, yaitu sebagai menteri pertahanan, kepala dewan kerajaan dan kepala urusan ekonomi dan pembangunan. Dua sosok inilah yg membantu pembersihan loyalis Abdullah ditubuh kerajaan.

Untuk Raja Salman sendiri, dirinya dikenal dekat dgn Tamim bin Hamed, amir kerajaan Qatar. Raja Salman dikenal sudah lama memiliki hubungan baik dgn kerajaan Qatar. Terlihat ketika kudeta di Mesir terhadap Muhammad Mursi, Raja Salman bersama Qatar menentang aksi kudeta tersebut, namun Raja Salman tak bisa berbuat banyak terbentur oleh Raja Abdullah yg waktu itu salah seorang pendukung kudeta. Sosok Raja Salman sangat dibenci Uni Emirat Arab, konon issue kesehatan Raja Salman bermasalah bermula dari negara tersebut.

Raja Salman sangat paham posisinya saat ini, kemungkinan buruk bisa saja terjadi terhadap pemerintahannya. Bagi loyalis Abdullah di istana, yg dilakukan Raja Salman bukanlah reformasi, tetapi kudeta yg tentu menimbulkan badai di internal kerajaan. Apalagi mengingat yg memusuhinya bukan saja dari internal kerajaan, tetapi jg dari kawasan dan internasional.

Setidaknya saat ni Raja Salman memiliki tiga musuh berbahaya. Yang pertama adalah Khalid Tawajiri, mantan kepala dewan kerajaan. Kedua Bendar bin Sulthan, mantan kepala kemanan nasional dan ketiga Khalifah bin Zayed presiden Uni Emirat Arab.

Tiga nama tersebut jauh sebelum Abdullah wafat sudah menyusun strategi agar Raja Salman tak naik tahta, namun sayang sebelum misi selesai, Abdullah wafat. Rencana tinggal rencana Raja Salman tetap naik tahta.

Maka wajar Raja Salman bergerak cepat membersihkan istana sebelum melakukan manuver politik lebih jauh. Contoh sikap Saudi Arabia terjadap kasus kudeta di Mesir dan kasus Palestina. Belum lagi konspirasi Barat yg harus dihadapi Raja Salman, jika dirinya melakukan langkah politik yg membahayakan Barat yg sejak lama menjadi ‘tamu istimewa’ di Saudi Arabia.

Mendekat IM

Kedekatan Raja Salman dgn kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) jg menjadi catatan penting dlm membaca arah politik Raja Salman. Rasyid Al-Ghanusy adalah tokoh Ikhwanul Muslimin yg turut hadir dlm prosesi pemakaman Abdullah bersama Erdogan. Ini tentu tanda bahwa Raja Salman membuka pintu pembicaraan dgn kelompok tersebut, namun banyak kalangan memperkirakan sebenarnya mereka sudah memiliki hubungan dekat.

Beberapa media menurunkan berita bahwa Saudi Arabia waktu pemerintahan Abdullah meminta PM Inggris David Cameron melakukan penyelidikan terhadap pemimpin Ikhwanul Muslimin yg bermukim di sana dgn tuduhan teroris. David Cameron menyanggupi permintaan Abdullah sebagai sahabat. Namun setelah penyelidikan dilakukan, Inggris tak menemukan tudahan tersebut, tetapi Inggris belum melaporkan hasil penyelidikan tersebut takut Abdullah kecewa. Mungkin saat ni waktu yg tepat bagi Inggris untuk melaporkan hasil penyelidikan tersebut kepada pemerintah Saudi Arabia, lapor pejabat tinggi kementrian luar negeri Inggris.

Politik Mesir

Kurang lengkap berbicara timur tengah tanpa membahas Mesir. Berita teranyar Raja Salman telah memecat Dubes Saudi Arabia untuk Mesir, Ahmad bin Abdul Aziz Qattan. Dubes Qattan dikenal sebagai kurir kerajaan Saudi Arabia untuk pemerintah kudeta Abdel Fattah As-sisi.

Pemecatan tersebut signal dari Raja Salman bahwa politik Saudi Arabia akan berubah terhadap Mesir. Bisa jadi Raja Salman menghentikan bantuan untuk Mesir, / masih memberikan bantuan tapi dgn syarat yg harus dipenuhi Mesir. Syaratnya apa? Mungkin kesepakatan poros baru nanti Ankara-Riyadh-Doha yg bisa menjawab.

Sepak terjang Raja Salman ni tentu mendapat dukungan kuat dari rakyat Saudi Arabia, bahkan muslim internasional yg melihat selama ni Saudi Arabia seperti raksasa ompong, makanpun harus disuapkan bubur oleh Amerika. Raja Salman diharapkan menjadi penerus raja Fahd yg mementingkan negaranya dan umat muslim dari pd Barat.

Mungkin benar yg dilakukan Salman adalah kudeta, kudeta terhadap kepentingan Barat, kudeta yg didukung Rakyat Saudi Arabia. (adibahasan/arrahmah.com)

source : http://fb.com, http://muslimina.blogspot.com, http://okezone.com

Komentar