[BatuAkik] Hujan Buatan Cegah Asap
Guibernur Sumsel, Alex Noerdin sedang berdialog dgn pilot Pesawat Cassa A212-200 milik TNI Angkatan Udara, yg akan melakukan operasi hujan buatan. Foto : koer/palembang pos.
Palembang-Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, J Tambunan mengatakan, potensi asap di wilayah Sumatera Selatan secara umum sudah mulai tumbuh. Untuk itu, secara khusus wilayah Sumatera dan Kalimantan diperlukan antisipasi yg tegas dan jelas.
“Kalau dibiarkan terus menerus, maka akan cenderung ekstrem,” ungkap J Tambunan kepada wartawan usai acara Pelepasan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (hujan buatan) oleh BNPB dan BPPT serta Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Tahun 2015 di Base Ops Pangkalan TNI Angkatan Udara Palembang, Kamis (9/7).
Menurut dia, saat ni kondisi cuaca di Indonesia memasuki musim kemarau lantaran dampak elnino yg mulai bergeser ke wilayah Indonesia. Kemudian, potensi wilayah Sumatera dan Kalimantan yg memiliki lahan gambut dan hutan yg cukup luas dikhawatirkan akan menimbulkan kebakaran.
“Kegiatan hujan buatan ni sudah kita lakukan jg di Riau dan sudah dilaunching, Sumsel merupakan yg kedua,” lanjut J Tambunan.
Adapun kegiatan yg dilakukan, antara lain, operasi darat berupa pemadaman dgn menggunakan alat pemadam kebakaran, operasi udara berupa hujan buatan dan water bombing, dan yg tak bisa dilewatkan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran hutan dan lahan.
“Kita sangat mengapresiasi apa yg dilakukan Pemprov Sumsel melalui BPBD-nya yg telah mensosialisasikan maklumat Kapolda mengenai bahaya kebakaran lahan dan hutan kepada masyarakatnya. Ini bertujuan untk mengantisipasi apa yg menjadi kecenderungan penyebaran titik api dan titik asap,” paparnya.
Dia mengharapkan, sebaran titik asap di Sumsel jangan terulang seperti tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dgn instruksi Presiden RI, Joko Widodo, beberapa waktu lalu. Disinggung mengenai jumlah lahan dan hutan yg terbakar di Indonesia saat ini, menurut dia, masih dlm kecenderungan bisa diminimalisir.
“Artinya, kalau ada hutan yg terbakar masih terjadi lantaran prilaku masyarakat. Tapi, apabila itu kita biarkan yg tadinya hanya satu titik akan menyebar ke beberapa titik berikutnya. Inilah yg kita khawatirkan dan perlu diantisipasi. Tahun ni kita lebih melakukan langkah antisipasi, bukan pas sudah darurat asap barulah melakukan tindakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin mengungkapkan, operasi hujan buatan ni dilakukan atas inisiatif Pemprov Sumsel yg ingin mengantisipasi timbulnya asap di wilayah Sumsel. Mengingat, saat ni disejumlah wilayah Sumsel sudah muncul titik api tiap harinya.
“Kalau dulu hujan buatan kita lakukan pd saat sudah darurat, sekarang kita lakukan pd saat siaga darurat asap. Pada saat mulai ada titik api, kita ingin langsung memadamkan. Jangan sampai ada asap di Sumsel,” ucap Alex.
Dalam kesempatan tersebut, Alex mengajak semua pihak untk bersama-sama mengantisipasi timbulnya asap dgn cara tak membakar lahan mereka. Demikian pula kepada seluruh perusahaan yg beroperasi di Sumsel supaya tak membuka lahan mereka dgn cara membakar lahan.
Disinggung mengenai adanya indikasi perusahaan perkebunan yg beroperasi di Ogan Ilir yg masih membakar lahan saat pembukaan lahan baru, Alex dgn tegas membantah. Menurut dia, apabila perusahaan tersebut berani-berani membuka lahan dgn membakar lahan mereka maka akan menyulitkan mereka sendiri.
“Izin usahanya akan kita cabut apabila tetap melakukan pembakaran lahan. Mengenai informasi yg ada itu akan kita buktinya terlebih dahulu,” tegas Alex.(ety)
Palembang-Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, J Tambunan mengatakan, potensi asap di wilayah Sumatera Selatan secara umum sudah mulai tumbuh. Untuk itu, secara khusus wilayah Sumatera dan Kalimantan diperlukan antisipasi yg tegas dan jelas.
“Kalau dibiarkan terus menerus, maka akan cenderung ekstrem,” ungkap J Tambunan kepada wartawan usai acara Pelepasan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (hujan buatan) oleh BNPB dan BPPT serta Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Tahun 2015 di Base Ops Pangkalan TNI Angkatan Udara Palembang, Kamis (9/7).
Menurut dia, saat ni kondisi cuaca di Indonesia memasuki musim kemarau lantaran dampak elnino yg mulai bergeser ke wilayah Indonesia. Kemudian, potensi wilayah Sumatera dan Kalimantan yg memiliki lahan gambut dan hutan yg cukup luas dikhawatirkan akan menimbulkan kebakaran.
“Kegiatan hujan buatan ni sudah kita lakukan jg di Riau dan sudah dilaunching, Sumsel merupakan yg kedua,” lanjut J Tambunan.
Adapun kegiatan yg dilakukan, antara lain, operasi darat berupa pemadaman dgn menggunakan alat pemadam kebakaran, operasi udara berupa hujan buatan dan water bombing, dan yg tak bisa dilewatkan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran hutan dan lahan.
“Kita sangat mengapresiasi apa yg dilakukan Pemprov Sumsel melalui BPBD-nya yg telah mensosialisasikan maklumat Kapolda mengenai bahaya kebakaran lahan dan hutan kepada masyarakatnya. Ini bertujuan untk mengantisipasi apa yg menjadi kecenderungan penyebaran titik api dan titik asap,” paparnya.
Dia mengharapkan, sebaran titik asap di Sumsel jangan terulang seperti tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dgn instruksi Presiden RI, Joko Widodo, beberapa waktu lalu. Disinggung mengenai jumlah lahan dan hutan yg terbakar di Indonesia saat ini, menurut dia, masih dlm kecenderungan bisa diminimalisir.
“Artinya, kalau ada hutan yg terbakar masih terjadi lantaran prilaku masyarakat. Tapi, apabila itu kita biarkan yg tadinya hanya satu titik akan menyebar ke beberapa titik berikutnya. Inilah yg kita khawatirkan dan perlu diantisipasi. Tahun ni kita lebih melakukan langkah antisipasi, bukan pas sudah darurat asap barulah melakukan tindakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin mengungkapkan, operasi hujan buatan ni dilakukan atas inisiatif Pemprov Sumsel yg ingin mengantisipasi timbulnya asap di wilayah Sumsel. Mengingat, saat ni disejumlah wilayah Sumsel sudah muncul titik api tiap harinya.
“Kalau dulu hujan buatan kita lakukan pd saat sudah darurat, sekarang kita lakukan pd saat siaga darurat asap. Pada saat mulai ada titik api, kita ingin langsung memadamkan. Jangan sampai ada asap di Sumsel,” ucap Alex.
Dalam kesempatan tersebut, Alex mengajak semua pihak untk bersama-sama mengantisipasi timbulnya asap dgn cara tak membakar lahan mereka. Demikian pula kepada seluruh perusahaan yg beroperasi di Sumsel supaya tak membuka lahan mereka dgn cara membakar lahan.
Disinggung mengenai adanya indikasi perusahaan perkebunan yg beroperasi di Ogan Ilir yg masih membakar lahan saat pembukaan lahan baru, Alex dgn tegas membantah. Menurut dia, apabila perusahaan tersebut berani-berani membuka lahan dgn membakar lahan mereka maka akan menyulitkan mereka sendiri.
“Izin usahanya akan kita cabut apabila tetap melakukan pembakaran lahan. Mengenai informasi yg ada itu akan kita buktinya terlebih dahulu,” tegas Alex.(ety)
Komentar
Posting Komentar