Kebolehan Tayamum untuk Bersetubuh Sebelum Mandi Wajib - SHALAT

Kebolehan Tayamum untuk Bersetubuh Sebelum Mandi Wajib
jonygoblog.blogspot.com - Telah diketahui bahwa bila seorang wanita yg telah berhenti haid / nifasnya tapi belum melaksanakan mandi maka bagi suami haram menyetubuhinya. Berikut keterangannya:

وتستمر حرمة الوطء والاستمتاع بما بين السرة والركبة عند المالكية والشافعية حتى تغتسل، أي تطهر بالماء لا بالتيمم، إلا في حال فقد الماء أوالعجز عن استعماله، فيباح الوطء بالتيمم. واستدلوا بقوله تعالى {فاعتزلوا النساء في المحيض، ولا تقربوهن حتى يطهرن، فإذا تطهرن فأتوهن من حيث أمركم الله} [البقرة:222] فالله تعالى شرط لحل الوطء شرطين: انقطاع الدم، والغسل
Dan tetap berlanjut keharaman menyetubuhi dan mempermainkan barang yg ada diantara pusar dan lutut menurut madzhab Malikiyah dan Syafi'iyah, hingga ia (istri) mandi, bukan tayamum, terkecuali saat kelangkaan air / tak dpt menggunakan air maka diperbolehkan menyetubuhinya dgn menjalani tayamum. Mereka berdalil dgn firman Allah: Maka jauhilah wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci maka datangilah mereka dari jalan yg Allah memerintahkanmu. (QS. Al Baqarah : 222).
Maka Allah ta'ala mensyaratkan kehalalan menyetubuhi istri dgn dua syarat yaitu berhentinya darah dan mandi.
(Al Fiqh al Islamiy wa Adillatuh juz 1 hal. 553).
Dari keterangan tersebut dpt diketahui bahwa jika seorang wanita yg hendak mandi dari haid tapi dlm situasi sulit air / tak dpt menggunakan air (karena suatu sebab) maka tayamum diperlukan untk syarat kebolehan bersetubuh. Berikut keterangannya:

وللمرأة إذا تيممت للتمكين أن تمكن من الوطء مراراً، ولو كان تيممها لفقد ماء ثم رأته في أثناء الجماع بطل تيممها وحرم عليها تمكينه ووجب عليه النزع، بخلاف ما إذا رآه وهو يجامعها فلا يجب عليه النزع لعدم بطلان تيممها برؤيته

Dan bagi wanita apabila bertayamum untk persetubuhan maka memungkinkan bersetubuh berkali-kali. Apabila tayamumnya disebabkan kelangkaan air lalu ia (istri) melihat air saat bersetubuh maka batallah tayamumnya serta haram persetubuhannya dan wajib bagi suami mencabut dzakarnya. Berbeda halnya jika suami melihat air saat menyetubuhi istrinya (yang bertayamum) maka tak wajib bagi suami mencabut dzakarnya dikarenakan tak batalnya tayamum istri sebab suami melihat air. (Kasyifatus Sajaa hal. 97).
Wassalam.
Penulis: Al Murtadho

other source : http://al-chikam.blogspot.com, http://twitter.com, http://imgur.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini