Kisah Nyata: Pesan Untuk Suamiku yang Telah Pergi… - Haji

jonygoblog.blogspot.com - Ummu Salamah ra. (Istri Nabi) meriwayatkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Seorang perempuan, yg ditinggal mati suami dan sang suami tersebut senang padanya, akan masuk Surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kisah Nyata: Pesan Untuk Suamiku yang Telah Pergi…

Suamiku kini telah tiada dan penyesalanku yg terus ada..
Ini adlh kisah nyata di kehidupanku..
Seorang suami yg kucintai yg kini telah tiada..
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pd keluargaku..
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku..

Suamiku adlh seorang pekerja keras. Dia membangun segala yg ada di keluarga ni dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yg kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dgn amarah, tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.

Selalu kukatakan pd dia bahwa dia tak peduli padaku, tak mengerti aku, dan selalu saja sibuk dgn pekerjaannya.

Tapi kini aku tahu.

Semua ucapanku selama ni salah. dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.

Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya. Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.

Dia berkata, Setiap kali kami ajak dia makan siang, mas Anwar jarang sekali ikut kalau tak penting sekali, alasannya selalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab. Aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dgn riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang. Saat itu tertegun, aku salut pd suamimu. Dia sosok yg sangat sayang pd keluarganya. Suamimu bukan saja orang yg sangat sayang pd keluarga, tapi suamimu adlh sosok pemimpin yg hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pd perusahaan.

Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ni aku sudah kehilangan sosok yg hebat.

Teringat akan amarahku pd suamiku, aku selalu mengatakan dia selalu menyibukkan diri pd pekerjaan, dia tak pernah peduli pd anak kita. Tapi itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yg salah satunya berbunyi :

Perusahaan kecil CV. Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yg tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dgn nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yg memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adlh laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa, kasih sayang yg lebih tepat ayah berikan adlh kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yg akan menjadi pemimpin, sosok yg harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dpt menjadi seperti itu

Membaca itu, benar-benar baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku. betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, Ibu capai? Istirahat dulu saja
Dengan kasar kukatakan, Ya jelas aku capai, semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak, urus cucian, masak, ayah tahunya ya pulang datang bersih. titik.

Sungguh, bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh / kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dgn penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yg sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yg murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pd suamiku:

Pak kenapa cari klinik yg termurah? Saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yg baik dan standar pengobatan yg lebih baik pula.

Dan suamiku menjawab, Tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja, aku ingin tahu seberapa lama aku dpt bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yg rusak ni mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yg tulus dan ikhlas.

Tuhan.. Maafkan hamba Tuhan, hamba tak mampu menjadi istri yg baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yg pantas untk suami hamba yg dgn tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pd diriku. Hanya tangis dan penyesalan yg kini ada.

Saya menulis ni sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yg saya lakukan tak di lakukan oleh wanita-wanita yg lain. Karena penyesalan yg datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.

Banggalah pd suamimu yg senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.

Banggalah pd suamimu, karena ucapan itu adlh pemberian yg paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.

Sambut kepulangannya di rumah dgn senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.

Sambutlah dgn penuh rasa tulus ikhlas untk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dlm keadaan dpt membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ni ku ucapkan.
Aku janji pd diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ni akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ni akan menjadi sosok yg sepertimu.
Aku bangga padamu, aku sayang padamu.

Istrimu



...................................................................


Allah SWT berfirman:

‘Dan para wanita mempunyai hak yg seimbang dgn kewajiban menurut cara yg baik akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan atas isterinya.
(Al Baqarah : 228)

Kaum laki-laki itu adlh pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yg lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yg saleh, ialah yg taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yg kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa: 34)

Rasulullah SAW bersabda yg Artinya :

Seorang perempuan tak patuh pd suaminya dan dia tak akan mampu tanpa suaminya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mukmin yg paling sempurna imannya adlh yg paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adlh yg paling baik terhadap istri-istrinya. (HR. Ahmad)

Sebaik-baik kalian, adlh orang yg paling baik terhadap keluarganya, dan Aku adlh orang yg paling baik terhadap keluargaku. (HR. Tirmizi)

Laki-laki (suami) adlh pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka. (HR. Al-Bukhari)

other source : http://kabarmakkah.com, http://bbc.co.uk, http://viva.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini