[Haji] Kisah Haji: Nenek Tukang Urut yang Tak Pernah Menyerah

jonygoblog.blogspot.com - - Gaya bicaranya kental dgn logat Sunda. "Nama ibu Dayu. Dayu Taryu, " ujar nenek berumur 60 tahun itu memperkenalkan diri. Sudah mengenakan pakaian rapi dgn jilbab warna pink, nenek yg lebih suka dipanggil Emak ni sedang bersiap-siap ke Masjidil Haram dari hotelnya di Mahbas Jin.

Seperti banyak jamaah haji lainnya, Emak adlh satu dari ratusan ribu bahkan jutaan orang yg pergi berhaji dgn keringat dan air mata. Bergantung dgn keahliannya sebagai tukang urut, sembari mengumpulkan rupiah demi rupiah untk berhaji, Emak jg harus membiayai hidup dan sekolah dua cucunya yg yatim.

Kisah Haji: Nenek Tukang Urut yang Tak Pernah Menyerah
Ibu Dayu Taryu, Nenek Tukang Urut Yang Berhaji


"Dapat uang rezeki habis urut. Rezeki sedikit-sedikit dikumpulin, buat sekolahin cucu. udah enggak punya anak. Anaknya 2 udah enggak ada.. Jadi sama cucu sekarang sendiri. Buat sekolahin cucu, " tuturnya beberapa waktu lalu.

Mulai pagi Emak keliling kampungnya di daerah Subang, menawarkan jasa urut ke orang-orang. Kalau memungkinkan, Emak kembali ke rumahnya untk memasak buat cucunya. Tapi bila masih ada order urut, Emak memilih untk beli nasi di jalan.

Ada 5 kali, 3 kali urut dlm sehari. Namanya rezeki ntar ada, ntar enggak ada. Alhamdulillah. Panggilan tengah malam tetap berangkat. Bayar seikhlasnya. Ada yg ngasih Rp 10 ribu alhamdulillah, ada yg Rp 20 ribu alhamdulillah ada yg Rp 50 ribu wih apalagi ya kan gede ntar beli nasi goreng buat cucu, " ujarnya.

Uang hasil urut disisihkan oleh Emak, ditabung sedikit demi sedikit di bawah keset depan kamarnya. Saat panggilan berhaji tiba, Emak pun membongkar tabungannya yg ada di bawah keset. Setelah dihitung-hitung total uang tunai yg dimilikinya berjumlah Rp 10 juta.

Emak mulai menabung sejak tahun 2000, salah satu pecahan uang kertas yg ditabungnya masih bergambar Presiden Soeharto. Pecahan Rp 50 ribu itu ditarik dari peredaran pd tahun 2010, beruntung bank masih bisa menerima pecahan itu saat Emak menyetorkan biaya haji.

"Nabung dari tahun 2000. Salat tahajud. Ngaji tiap maghrib doa. Uang darimana. Saya teh pengen banget naik haji ya Allah, " kata Nenek dari Subang ini.

Hati Emak sempat ciut saat mendengar omongan tetangganya kalau biaya haji mencapai Rp 60 juta. Tapi hatinya berubah suka cita saat tahu biaya perjalan ibadah haji (BPIH) hanya Rp 31 juta. Bergegaslah Emak ke bank menyetorkan uang tabungan Rp 10 juta miliknya.

Emak bingung saat petugas dari bank mengatakan setoran hanya Rp 5 juta saja, sisanya diputar untk modal usaha lainnya. Setelah paham maksudnya, Emak lalu menggunakan uang itu untk menyewa lahan dan bertani.

Dari hasil tani itulah Emak bisa melunasi BPIH. Dengan segala keterbatasannya, Emak habis-habisan menguras hartanya supaya bisa ke Tanah Suci. Emak yakin rezeki sudah ada Allah yg mengaturnya, tak bakal tertukar.

"Orang-orang pd ngomong, enggak punya sawah enggak punya apa-apa kok naik haji. Ntar pulang haji mau makan apa?" tutur Emak menirukan omongan orang-orang.

"Insya Allah saya biarin ngurut lagi nggak apa-apa. Biarin meski sudah haji nggak gengsi saya mah. Rela gitu. Cucunya, udah biarin aja nek saya mah ntar jg mandiri kalo udah gede mau kerja gitu, " kata Emak membalas pertanyaan itu

Suara Emak selalu terdengar bergetar, matanya berlinang tiap dia bercerita tentang cucu-cucunya. Tidak banyak permohonan Emak di depan Kakbah selain keselamatan dunia akhirat dan kebaikan pd tiga orang cucunya.

"Alhamdulillah itu ya Allah di sini teh ngedoa ngedoain cucu pertama baik banget. Jadi nangis-nangis kemarin di Makkah. Nangis aja. Doanya ya Allah moga-moga cucu saya teh jadi anak yg baik yg pintar dan soleh solehah ya Allah. Gitu aja, " ujar Emak sambil menyeka sudut matanya.

Keyakinan Emak soal rezeki orang sudah ada jatahnya masing-masing terbayar lunas dlm perjalanannya berhaji. Saat hendak berangkat, banyak tetangga memberinya uang saku mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta. Bahkan saat di Makkah pun rezeki Emak tetap mengalir.

"Dapat orang berapa mah ada yg ngasih Rp 50 ribu, ada yg Rp 40 ribu, ada yg Rp 30 ribu, ada yg Rp 15 ribu kemarin teh. Urut di sini teh di Makkah, " ujarnya.

Azan Ashar sudah berkumandang saat wawancara dgn Emak berakhir. Emak lalu memohon izin untk menunaikan Ashar berjamaah di hotel tempatnya menginap.

Selamat berhaji Emak. Semoga kelak menjadi haji yg mabrur.... Amiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini