Sek Kwon berlari didepan rumah Seo Jin sambil menerima telp dari ayah Seo Jin. Ia berpikir kalau Seo Jin baru saja bangun dan akan segera menuju kantornya. Setelah menutup telpnya, Sek Kwon menatap pintu rumah Seo Jin sambil menghela nafas. *** Seo Jin masih diruang rahasia melihat rekaman yg sibuat oleh Robin. “Seorang anak perempuan yg menyelamatkan hidupmu, dan membangunkanku dari tidurku. Jang Ha Na adalah anak perempuan itu. Dan anak perempuan itu membangunkanku lagi dari tidurku” ucap Robin Seo Jin mengerti kalau Ha Na adalah pemicu dari munculnya Robin kembali. “Aku jg tahu Jang Ha Na, sekarang ni penting juga, bagimu. Kenapa? Karena dia saksi dlm kasus Dokter Kang. Jadi, dgn itu.. ..aku akan menambahkan aturan baru dlm perjanjian kita.” “Protokol nomor 20, Melindungi Jang Ha Na Itu adalah aturan baru kita” Seo Jin melotot melihat Robin yg membuat peraturan kembali setelah 5 tahun tak bertemu, ia mengeser ke bagian rekaman CCTV. Melihat Ha Na yg bertemu Robin di balkon rumahnya dan Ha Na memberikan senyumannya pd Robin. Seo Jin semakin melotot kaget karena Ha Na bertemu dgn Robin.
Seo Jin masuk kembali kerumah, Sek Kwon menyambutnya di depan pintu. “Stasiun penyiaran, surat kabar, internet, buat iklan orang hilang...segera.”perintah Seo Jin . “Apa maksudmu itu Dokter Kang?” ucap Sek Kwon binggung “Kau pikir Siapa lagi? Geledah laboratorium dan rumahnya. Kumpulkan semua dokumen yg kau butuhkan. Pasang brosur orang hilang di sekitar Universitas Hankyeol. Tawarkan hadiah. Tidak peduli berapa banyak itu.” ucap Seo Jin. Sek Kwon mengerti mencatat semuanya dlm agendanya. Mata Seo Jin melihat meja di ruang tengah penuh dgn bekas makanan, Sek Kwon langsung membereskan bekas makanan diatas meja. Sepertinya ia tahu itu bekas Robin yg memakan makanan itu semuanya.
“Dia akan terus muncul mulai sekarang. MSP tak penting lagi sekarang. Kita tak tahu kapan dan di mana dia akan muncul.” ucap Seo Jin, Sek Kwon jg setuju akan hal itu. “Sekali dia muncul seperti ini, dia akan muncul tanpa tanda-tanda vital.” ucap Sek Kwon “Dokter Kang adalah satu-satunya cara... Satu-satunya cara untk menyingkirkan Robin.” tegas Seo Jin “Iya. Pengobatan yg dia sebutkan terakhir kali.” kata Sek Kwon Seo Jin memerintahkan Sek Kwon untk cepat menemukan Dr Kang karena mereka sudah tak punya waktu. Lalu ia jg meminta untk mengurus Ha Na. Sek Kwon binggung apa yg harus di lakukan.
Jin Joo kaget mengetahui Ha Na yg sudah menemukan Pangeran di jembatan Malaikat. Ha Na tersenyum ingin memberitahu temannya. Jin Joo menyimpulkan kalau pria itu telah menyelamatkannya 15 tahun yg lalu dan kemarin jg dan jg kembaran Seo Jin. Ha Na membenarkan apa yg dikatakan temannya. Jin Joo merasa kalau semua itu menakjubkan. “Apa kau tahu Direktur Goo punya saudara kembar?” tanya Ha Na agak binggung “Tidak, ni pertama kalinya Aku mendengar tentang hal itu.” jawab Jin Joo “Sepertinya tak ada yg tahu.” komentar Ha Na “Apa kau pikir mereka tak akur? Kau tahu sendiri. Sudah biasa di kalangan orang kaya. Dia pasti ditendang ketika mereka memilih pewarisnya. Direktur Goo cukup agresif.”dugaan Jin Joo Ha Na mulai memikirkan dugaan Jin Joo dan mengingat saat Tim keamanan Direktur Goo mengejarnya dgn cara cukup brutal. Jin Joo yakin yg mereka duga itu benar, kalau mereka memperlakukan kembara seperti orang asing bahkan kadang-kadang bisa diasingkan ke luar negeri. “Di zamanSekarang ni masih ada yg seperti itu?” ucap Ha Na tak percaya “Kehidupan orang-orang kaya, ada banyak hal yg tak bisa kita pahami. Mereka memiliki banyak rahasia.” cerita Jin Joo Ha Na memikirkan ucapan Jin Joon sementar Jin Joo melihat buku sketsa yg dibuat Ha Na. Dengan wajah sumringah, Ha Na memberitahu kalau ia punya beberapa ide untk pertunjukan. Jin Joo melihat judulnya Jembatan malaikat dgn mata mengejek, ia sudah tahu Ha Na membuat dari kisahnya. Ha Na tersipu malu, Jin Joo kembali melihat gambaran berikutnya, ia mengejek gambar Ha Na yg tak bagus seperti yg ia duga. Ha Na kesal menyuruh Jin Joo untk menutup buku gambarnya saja dari pd mengejek.
Ponsel Ha Na bergetar, ia terlihat binggung melihat pesan yg masuk ke dlm ponselnya.
“Apa kau tidur nyenyak? Apa kau baik-baik saja? Ini adalah SMS yg dijadwalkan jadi kita tak akan bisa berkomunikasi, Aku akan meneleponmu nanti.” Ha Na tersenyum membacanya, Jin Joon penasaran siapa yg mengirimkan pesan yg membuat temannya terlihat bahagia. Ha Na memperlihatkan ponselnya, Jin Joo langsung berteriak kalau si pria itu mencari dan mengkhawatirkannya. Ha Na tersipu malu, tak tahu mengenai hal itu.
“Singkirkan dia.” perintah Seo Jin pd Sek Kwon. Sek Kwon langsung bangun saat memberekan meja karena kaget, mengetahui perintah Seo Jin untk menyingkirkan Ha Na. Seo Jin memerintahkan Sek Kwon untk menyingkirkan Ha Na dari hadapannya dan jg Rombongan sirkus. “Bagaimana dgn penyelidikan hipnosis?” tanya Sek Kwon “Katakan padanya dia akan diberi kompensasi jika dia bisa mengingat wajah pelaku itu. Beri dia penjaga keamanan juga, namun dia tak bisa menginjakkan kaki di Wonderland.” tegas Seo Jin membuat peraturan “Apa dia akan setuju?” ucap Sek Kwon tak yakin akan berhasil “Bahkan jika dia tidak, tak ada yg bisa kulakukan. Wanita itu adalah pemicunya. Kau tak mengerti maksudku? Jika wanita itu tak ada,Robin tak akan ada.”balas Seo Jin kesal.
“Aku bersumpah, jika Robin adalah orang lain, aku akan membunuhnya entah dia itu racun / pembunuh bayaran. Tapi, aku tak bisa membunuhnya. Aku tak memiliki metode selain bunuh diri. Karena dia adalah diriku dan aku adalah dia. Yang membuatku bisa jadi gila.” teriak Seo Jin frustasi Sek Kwon ingin menepuk pundak Seo Jin tapi akhirnya ia menurunkan tangannya. Lalu hanya meminta Seo Jin untk tetap tenang.
“Yang terjadi lima tahun yg lalu, Aku akan memastikan itu tak terulang lagi. Orang lain tak boleh terluka lagi karena aku. Aku takut itu akan terjadi lagi.” ucap Seo Jin khawatir. “Kita tak akan membiarkan hal itu terjadi. Itu tak akan terjadi.” balas Sek Kwon menyakinkan. “Robin tak tahu apa-apa tentang yg terjadi saat itu. Itu membuatku lebih takut.” ungkap Seo Jin dgn mata merah, Sek Kwon terlihat sangat kasihan melihat Seo Jin.
Seo Jin sudah siap akan pergi berkerja, sampai di depan pintu ponselnya berbunyi. Ia membaca pesan yg masuk ke dlm ponselnya. “Ini Jang Ha Na. Aku baik-baik saja. Apa kau baik-baik saja, Robin?” Seo Jin kaget melihat pesan yg dikirim Ha Na pd ponselnya, ia melihat ada pesan yg dikirim Robin dari ponselnya. Ia langsung mengumpat Robin memang gila. Sek Kwon bertanya apa sebenarnya yg terjadi. Seo Jin langsung menghapus pesan dari Ha Na begitu saja. “Kau mengatakan Jang Ha Na dari Amerika Serikat?” tanya Seo Jin, Sek Kwon memberitahu Ha Na itu dari Las Vegas. “Kirim dia kembali. Bahkan jika dia harus mendapatkan pengobatan hipnosis disana. Aku tak ingin ada jejaknya di sini di Korea.” perintah Seo Jin. Sek Kwon mengerti perintahnya.
Seo Jin berjalan mendekati Suk Won menanyakan kenapa ia merasa kesakitan. Suk Won yg di dekati Seo Jin terlihat binggung. “Tubuhku terasa seperti aku telah dihajar. Kenapa badanku sakit?” tanya Seo Jin memperjelaskan. “Masalahnya adalah...” jawab Suk Won yg terlihat binggung menjawabnya. Seo Jin menduga Suk Won itu memukulnya, Suk Won menyangkalnya. Seo Jin mendesak bertanya kenapa badannya itu sakit. “Itu mungkin... karena kau berayun memakai tali dgn Jang Ha Na.” jelas Sek Kwon “ Tali? tali apa? Barang-barang Ha Na yg ia bawa dlm tasnya?” tanya Seo Jin memastikan. Sek Kwon mengangguk dgn wajah ketakutan. “Kita berdua meluncur menggunakan tali? Kita berdua? Bagaimana bisa kita...” teriak Seo Jin lalu terhenti karena Robin yg melakukannya bukan dirinya.
Ha Na mencuci wajahnya di wastafel, setelah itu ia melihat kearah kaca memegang kalung pemberian dari Robin. Saat keluar dari kamar mandi, Jin Joo menonton berita di TV, Ha Na ikut melihat berita tentang Dr Kang. “Empat hari yg lalu pd tanggal 21, di Rumah Sakit Hankyeol di Seoul Psikiater, Dr. Kang Hee Ae menghilang. Pada tanggal 21, pukul 4:50 sore hari, “Polisi menerima panggilan 119 dari Kang Hee Ae Setelah mereka tiba di TKP, ia sudah menghilang. Tidak ada tanda-tanda perlawanan. Tidak ada barang berharga yg hilang dari TKP” Ha Na serius sekali menonton berita sampai tak menyadari ponselnya berbunyi. *** Cafe manggo six, CEO Min sedang mengeringkan mug di depan counternya. Ia jg menyalakan TV di dlm cafenya. “CCTV dimatikan di TKP. Semua fakta ni menunjukkan bahwa kejahatan telah direncanakan Saat ini, saksi memberikan kesaksian untk menentukan identitas pelakunya” CEO Min mendengar berita langsung melihat ke layar Tvnya.
Min Woo Jung, anak dari CEO Min masuk ke dlm kamarnya dgn berburu-buru. Ia ingin membuka bajunya, tapi melihat foto Robin yg melihat padanya, ia membalikan badannya lalu melempar bajunya untk menutup foto Robin di laptopnya. “Kau mungkin akan mengatakan, "Apa kau seorang wanita'? Aku tak lagi seorang gadis muda.” teriak Woo Jung kesal Ia kembali berdiri didepan kaca makai pakaian hitam, matanya melirik foto Robin yg di pajang diatas lemari. Wajahnya terlihat kesal karena merasa Robin akan mengintipnya, ia langsung menutup foto Robin dan pergi ke sudut lainnya untk berganti baju. Woo Jung kembali berpakaian lengkap dgn jaket dan jg tas, Ia mengembalikan foto Robin seperti semula. “Aku akan kembali, Robin.” ucap Woo Jung tersenyum sumringah sambil mengelus-gelus foto Robin.
Sementara CEO Min menatap ponselnya dgn terkejut membaca berita tentang Dr Kang. Woo Jung masuk ke dlm cafe milik ayahnya. CEO Min menyuruh anaknya untk sarapan, Woo Jung tak bisa karena ia sudah terlambat sambil memasukan beberapa kue ke dlm tasnya. “Ayah, dlm mimpiku... Aku digigit oleh anaconda raksasa. Apa artinya mimpiku?” tanya Woo Jung penasaran. “Apa itu sakit?” tanya Ayah Woo Jung panik. “Sangat sakit.” jawab Woo Jung “Apa berdarah?” tanya CEO Min semakin khawatir. “Sangat banyak!” jawa Woo Jung ketakutan “Ini adalah mimpi omong kosong.” komentar Ayahnya. Woo Jung mengeluh karena ayahnya tak peka dgn ketakutannya. Lalu ia mengubarkan senyumannya pd ayah untk pamit pergi dulu. Ayahnya melihat kepergian anaknya. “Mungkin dia akan bertemu seseorang yg sudah lama tak pernah terlihat.” ucap CEO Min yg menjawab dgn jujur arti mimpi anaknya. Ia kembali melihat ponselnya,
“Ini aku Robin.aku kembali. Aku akan bertemu denganmu segera.” Setelah membaca pesan dari Robin, CEO Min tak percaya kalau Robin memang benar-benar kembali.
Dalam ruang kerjanya, Ayah Seo Jin menonton berita tentang Dr Kang. “Dokter yg hilang Dr.Kang bekerja dgn Biro Investigasi menggunakan hipnotis untuk...Polisi sedang mencari keberadaan Dokter Kang” Choi Seo Hee masuk ke dlm ruangan memberitahu Direktur Ryu Seung Yeon sudah datang. Ayah Seo Jin mematikan TVnya lalu Seo Hee membuka pintu mempersilahkan Seung Yeon masuk ke dalam. Seung Yeon masuk dgn wajah tersenyum. Ayah Seo Jin mengatakan ia memiliki suatu permintaan Seung Yeon dgn senang hati akan mendengarkanya. “Dokter Kang... Dokter yg telah mengobati insomnia Seo Jin.” ucap Ayah Seo Jin “Iya. Aku sudah tahu Faktanya,dan baru saja melihat berita Bagaimana hal seperti itu...” balas Seung Yeon. “Kita masih belum tahu. Terlepas dari itu, Seo Jin sangat terkejut dgn keadaan ini. Untuk saat ini, ambil beberapa pekerjaan Seo Jin.” perintah Ayah Seo Jin “Saya akan melakukannya. Jangan khawatir, Presdir.” ucap Seung Yeon dgn senyumann sumringah.
Seung Yeon keluar dari ruangan ayah Seo Jin. Seo Hee dan receptionist lainnya langsung berdiri. Seung Yeon mengeluarkan pesan sambil mengetik pesan, lalu ia menyuruh seketaris lainnya untk duduk sementara ia bersikap acuh pd Seo Hee. Seo Hee tersenyum melihat Seung Yeon pergi, lalu duduk melihat ponselnya. “ Cari kasus mengenai Dokter Kang...secara rinci.” perintah Seung Yeon dlm pesannya Seo Hee melotot membaca pesan Seung Yeon di layar komputernya, ia jg sedang membuka halaman berita Dr Kang.
Seung Yeon berjalan dgn wajah tersenyum bahagia, didepan lift ia tak sengaja bertemu dgn Seo Jin lalu menyapa nanyakan keadaannya. Seo Jin sudah tahu itu hanya basa basi saja. “Tentang Dokter Kang. Aku melihat berita itu. Presdir meneleponku karena itu. Dia sangat khawatir padamu. Dan ingin aku mengambil beberapa pekerjaanmu. Acara hari ini... dimulai dlm satu jam, bukan?” ucap Seung Yeon sambil melihat jam tanganya. “ Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan mengurusnya untukmu.” kata Seung Yeon dgn nada mengejek sambil mengelus pundak Seo Jin. Ia berkata kalau ada debu dipundak sepupunya. Seo Jin menurunkan tangan Seung Yeon mengatakan dirinya itu tak ada masalah. “Kau hanya perlu mekhawatirkan pekerjaanmu. Pendapatanmu turun.” sindir Seo Jin lalu berjalan meninggalkannya.
Seung Yeon lalu membahas tentang kemarin, lalu mencoba menyakinkan kalau itu Seo Jin / bukan. Seo Jin binggung dgn maksud perkataannya, Sek Kwon hanya bisa tertunduk karena dia yg mengakui kalau Seo Jin yg melakukannya. “Aku mendengar kau menyelamatkan seorang karyawan di ruang Venetian. Apa itu benar?” tanya Seung Yeon “ Tidak, aku bukan orang seperti itu. Aku tak menyelamatkan siapapun / dikejar / berkelahi dgn tim keamanan. Aku terutama tak meluncur menggunakan tali.” tegas Seo Jin Seung Yeon melotot kaget karena Seo Jin mengatakan meluncur dgn tali. Seo Jin pergi, Seung Yeon mencoba bertanya pd Sek Kwon, dgn terburu-buru ia berjalan sambil menyangkal penyataan Seung Yeon.
Seo Jin datang menemui ayahnya, Sek Kwon jg ikut berdiri di tengah-tengah antara ayah dan anak. Ayahnya meminta Seo Jin untk mendapatkan penerbangan awal.Menurutnya ia sudah memberikannya kesempatan yg cukup dan sudah menunggu dgn waktu yg lama. “Aku tak bisa berbuat lebih banyak. jadi Pergilah. Sekarang, siapa yg tahu seberapa sering dia akan muncul dan kita tak bisa memprediksi masalah apa yg bisa disebabkannya.” ucap Ayah Seo Jin . “Bagaimana dgn Dokter Kang?” tanya Seo Jin “Aku akan menemukannya.” jawab ayahnya yg ingin berdir dari sofa. “Kau tak akan menemukannya.” sela Seo Jin yg membuat ayahnya duduk kembali. “Kau akan menyerah. Ayah, apa kau pernah menyerah pd anakmu sebelumnya?” ucap Seo Jin mencoba menyadarkan ayahnya. “Itu benar. Bahkan sekarang...aku bisa menyerah padamu Kapanpun. Hanya kau kelemahanku. Da n pd saat yg sama Hanya kau anakku. Tapi, kenapa kau begitu lemah? Mengapa kau tak bisa menjadi sumber kekuatan bagiku?”sindir ayahnya. Seo Jin dgn mata berkaca-kaca menegaskan dirinya yg sudah berusaha. Dia tahu dirinya ituharus lebih baik dari ni dan harus membuat bahagia ayah. Tapi ayahnya itu selalu membuatnya untk mengutuk diriku sendiri.
“Kau membuatku mengutuk diriku juga!” teriak ayahnya “Kau harus sehat dan kau harus normal agar hukumanku berakhir. Jadi, pergilah diam-diam.” pinta ayah Seo Jin. “Apa itu? Aku harus menghilang dari kehidupanmu agar ayah berhenti mengutuk diri sendiri. Apa itu sebabnya aku harus pergi? Ayah, kau pengecut. Aku anakmu jadi aku bisa menjadi seorang pengecut juga.” ucap Seo Jin menyindir “Apa yg kau katakan?” teriak Ayah Seo Jin karena anaknya berani berbicara sepert itu padanya. “Penyakitku yg sangat ingin kau sembunyikan. Aku mengatakan aku bisa mengungkapnya pd publik.” ucap Seo Jin. Ayahnya berteriak kalau anaknya berani mengancam. “Iya! Ini adalah ancaman. Jadi, jangan ganggu aku. Ini akan menjadi keputusanku untk menyerahkan posisiku / tidak. Dan itu akan menjadi keputusanku apa aku akan pergi ke Amerika Serikat / tidak.” tegas Seo Jin. Ia lalu pergi meninggalkan ruangan ayahnya tanpa pamit. Sek Kwon mengikuti bosnya, Wajah Ayah Seo Jin semakin gelisah karena ia tak bisa menyuruh Seo Jin untk pergi.
Seo Jin dan Sek Kwon keluar dgn berjalan melewati lorong. Seo Ji memberitahu dirinya yg akan pergi kesuatu acara. Sek Kwon mengerti, ia membahas tentang Ha Na. Seo Jin berhenti menatap Sek Kwon. “..aku sudah mengirim pemberitahuan.” ucap Sek Kwon yg tertunduk ketakutan.
Jin Joo dan Ha Na sedang berjalan di dlm Wonderland. Ha Na menerima telp dari Eun Chang. Teman sirkusnya itu mengeluh karena Ha Na tak menjawab telp sambil bertanya keberadaannya. Ha Na memberitahu ia sudah hampir sampai, lalu berteriak kaget. Ia dan Jin Joo masuk ke dlm ruang pertunjukan Sirkus. Semua anggota langsung menghampiri kedunya. Ha Na bertanya apa sebenarnya yg terjadi, Si paman memberikan lembaran kertas pd Ha Na. “Kontrak kita telah dihentikan. Kita harus mengosongkan tempat ni hari ni juga.” ucap Si paman binggung “Apa dia sudah gila? Apa hidup ni hanya permainan baginya? Apa kontrak ni permainan?” keluh Eun Chang “Aku biasanya bisa menerimanya, tapi ni berlebihan. Bagaimana bisa dia membatalkan sebuah kontrak seperti ini? Dia sudah memutuskan kontrak dua kali dlm rentang waktu tiga hari.” umpat Jin Joo geram. “Mari kita mengajukan gugatan. Negara ni memiliki hukum. Kita harus mengajukan gugatan dan meposting di internet.” ajak Eun Chang mencari jalan keluar yg lainnya. “Mereka bersedia membayar tiga kali deposit untk pelanggaran kontrak. Bagaimana kita bisa menang?” ucap Si paman yakin mereka akan tetap kalah. “Deposit ni hanya 10 juta won dan hukuman hanya 30 juta won” ucap Eun Chang frustasi. Ha Na menghela nafasnya membaca kontrak yg dibatalakan oleh Seo Jin begitu saja.
Seo Jin baru keluar dari kantor Wonder Grup, ia melihat Ha Na yg berlari kearahnya. Dengan wajah dinginnya, ia memerintahkan pengawalnya untk mengurusnya. Ha Na berteriak memanggil Seo Jin tapi Seo Jin tak mengubrisnya berjalan dgn Sek Kwon yg mengikutinya. Ha Na ingin mengerjar tapi pengawalnya langsung menghalangi Ha Na untk berlari ke arah Seo Jin. “Tolong Minggir! aku perlu berbicara dgn Direktur.” tegas Ha Na mencoba mendorong pengawal “Tolong pergi.” perintah si pengawal. Ha Na seperti ingin mendesak masuk dan pengawal ingin mengunakan kekerasan. Saat itu jg ada tangan yg menahan tangan si pengawal melalukan kekerasan pd Ha Na. Eun Chang datang menolong Ha Na lalu menariknya untk mengajak pergi. “Pergi kemana? Aku harus berbicara dgn Direktur Goo.” ucap Ha Na “Jadi mari kita pergi. Aku akan membawamu padanya.” balas Eun Chang. Ha Na binggung kemana temannya itu akan membawanya.
Ha Na sudah masuk ke dlm sebuah gedung, terlihat pemberitahuan di depan.
[Aquarium sekarang dibuka dan akan ada Konferensi Pers.] Ha Na menepuk pundak Eun Chang karena menurutnya hanya wartawan yg boleh masuk ke tempat itu. “Wartawan dan... orang-orang ini.” ucap Eun Chang dgn wajah tersenyum menunjuk boneka yg berdiri menyambut orang-orang yg datang. Ha Na semakin binggung, Eun Chang memberitahu kalau ia mengenal seseorang di tempat itu.
Seo Jin sedang berjalan di lorong aquarium raksasa, bersama Sek Kwon dan dewan direksi lainya. “Aku yakin semua orang telah membaca Dua Puluh Ribu Perserikatan Di Bawah Laut Dan Laut yg kubayangkan saat membaca novel saat kecil Sekarang Aku membuat laut yg ada dlm imajinasiku Tepat di pusat kota.” ucap Seo Jin menjelaskan tentang akuariumnya. Saatnya foto bersama, Sang Fotographer menyuruh mereka untk bersiap-siap baru satu kali jepretan ia akan mengambil gambar kedua kalinya. Boneka yg ada dibelakang Seo Jin menepuk pundaknya. “Aku Jang Ha Na.” ucap Ha Na memberitahu Seo Jin. Seo Jin yg kaget berusaha untk terlihat normal saat ada didepan kamera saat fotographer mengambil gambar kembali. “Jika kau menolak untk berbicara... Aku sedang berpikir untk mengajukan gugatan pemberhentian dan pelanggaran kontrak. Di depan wartawan, di tempat ini. Aku tak benar-benar tersenyum di sini. Aku cukup serius” ancam Ha Na Fotographer memberitahu kalau ia akan mengambil gambar terakhir, Ha Na dgn sengaja memegang lengan Seo Jin lalu berfoto dgn gaya andalan mengacungkan dua jarinya.
Ketiganya pun berjalan di lorong aquarium yg sepi dari wartawan. Sek Kwon yg melihat keduanya ingin berbicara, menerima telp dari anaknya dan memilih untk menjauh. Seo Jin mengumpat dgn lelucon yg dibuat oleh Ha Na. Ha Na membuka kepala bonekanya, mengumpat karena Seo Jin menganggap yg ia lakukan itu lelucon. Ia menyinggung dgn sikap Seo Jin yg menurutnya menganggap surat kontrak itu hanya permainan baginya. Seo Jin menghela nafas. “Kau tahu mengapa aku harus bertindak seperti ini, bukan? Apa alasan untk memecat kami kali ini? Apa karena yg terjadi kemarin? Aku tahu jika aku mendengarkanmu kemarin... insiden di ruang Venetian tak akan terjadi. Aku adalah gangguan. Aku minta maaf.” ucap Ha Na mengakui kesalahannya. “Gangguan? Itu bukan gangguan.” ucap Seo Jin, Ha Na bertanya lagi alasannya apa. “Kenyataan bahwa kau membangunkan Robin 15 tahun yg lalu.” gumam Seo Jin menjawab pertanyaan Ha Na. “Kau harus memberitahuku, jadi aku bisa menyelesaikannya.” pinta Ha Na
“Menyelesaikannya? Setelah sekian lama, bagaimana?” balas Seo Jin dgn bergumam. Ha Na memanggil Seo Jin supaya cepat berbicara. “Aku meremehkan orang-orang sepertimu. Orang-orang yg tak tahu mereka telah melakukan kesalahan dan terus mengulangi kesalahan yg sama.” tegas Seo Jin Ha Na merasa seharusnya Seo Jin mengatakan lebih dulu. Seo Jin menyela kalau orang-orang seperti Ha Na dan anggota lainnya tak menyadari dan sudah terlambat untk melakukan sesuatu. “Apa sebenarnya yg kalian bicarakan?” ucap Ha Na tak mengerti. “Terlalu banyak peristiwa yg seharusnya tak terjadi, sekarang terjadi karenamu.” tegas Seo Jin. “Apa kau mengatakan aku bertanggung jawab untk peristiwa yg terjadi dlm beberapa hari terakhir?” tanya Ha Na Seo Jin pikir tak perlu seperti itu. Ha Na bertanya apa yg harus ia perbuat. “Keberadaanmu membuatku sial. Jadi aku berencana untk menjauh darimu.” ucap Seo Jin kasar dan pergi meninggalkan Ha Na.
Ha Na melempar kepala bonekanya sambil mengumpat omong kosong yg sudah dibuat Seo Jin. Akhirnya Seo Jin berhenti melangkah kembali mengarahkan padannya pd Ha Na yg marah. “Katakanlah kau mendapat sial karena ada aku. Tapi bagaimana dgn yg lain anggota rombongan sirkus? Mengapa mereka harus dipecat?” ucap Ha Na “Aku akan memberi mereka kompensasi. Mereka harusnya sudah dipecat beberapa hari lalu, dan itu tak pernah menjadi kesepakatan kita.” balas Seo Jin. “Kemudian kau ingin membatalkan semuanya, Termasuk hipnoterapiku?” tanya Ha Na “Aku akan membayar jika kau memutuskan untk bekerja sama, tapi tak akan ada penawaran lain.” jawab Seo Jin sombong. Ha Na merasa semua yg dilakuan Seo Jin itu salah hanya karena merasa dirinya tak nyaman maka dgn mudah mengambil hidup seseorang. Seo Jin menegaskan itu tak mudah. “Namun, insiden yg terjadi pd hari kami menyeberang jalan itu menjadi terlalu kritis dari kejadian dlm hidupku. Jadi, mari kita berhenti terjerat dlm kehidupan satu sama lain.” ucap Seo Jin dgn mata dinginnya.
Seo Jin kembali berjalan, Ha Na menatapnya dgn berkaca-kaca. Di depan pintu akuarium, Ha Na memanggilnya dgn narik tangan Seo Jin. Dengan kasar, Seo Jin menhempaskan tangan Ha Na sambil Ha Na merintih kesakitan. Mata Seo Jin melihat kalung yg dipakai Ha Na. “Mengapa kau memakainya? Itu milikku. Kembalikan.” perintah Seo Jin. “Tidak boleh. Ini milik Robin.” ucap Ha Na mempertahankan kalung yg ada di lehernya. “Milik Robin berarti milikku. Dia tak memiliki apa-apa. Dan jangan pernah menyebut namanya. Tidak di depanku begitu jg Tidak di depan siapa pun.” perintah Seo Jin dan dgn kasar menarik kalung dari leher Ha Na. Ha Na kembali mengaduh saat Seo Jin menarik kalung dari lehernya secara kasar. Seo Jin berjalan meninggalkan Ha Na. Lalu Ha Na mengatakan kalau Robin itu ada di sana.
“Pada hari yg seharusnya begitu penting bagimu. Hari saat kau melarikan diri. dan Dokter Kang ada di sana. lalu Robin ada di sana juga. Ketika itu penting, kau melarikan diri. Tapi, Robin ada di sana sebagai gantinya.” ucap Ha Na. Seo Jin langsung mendorong tubuh Ha Na sambil ia kembali menjerit kesakitan karena dorongan dan cengkraman Seo Jin. “Apa kau pikir aku bercanda? Kubilang untk jangan menyebut nama Robin!” teriak Seo Jin.
Ha Na hanya binggung melihat Seo Jin yg marah besar karena menyebut nama Robin. Tiba-tiba Seo Jin kembali merasakan sakit dibagian lehernya karena MSPnya kembali naik. Ha Na mencoba melihat tapi Seo Jin malah mengubris tangan Ha Na yg ingin menyentuhnya. Seo Jin mengeluarkan earphone dari dlm jasnya tapi karena lehernya semakin sakit, earphone itu terlepas dari tangannya dan jatuh. Ia berlutut di lantai dgn nafasnya yg semakin sesak. Sepasang tangan menutupi telinga Seo Jin. “Tidak apa-apa. Tutup matamu.” ucap Ha Na mencoba menenangkan Seo Jin. Seo Jin masih saja kesakitan, Ha Na meminta Seo Jin untk menutup matanya. Seo Jin pun menuruti dgn menutup matanya. Seo Jin melepaskan tanganya dari lehernya yg sakit dan bisa kembali mengangkat wajahnya. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Ha Na sambil melepaskan tanganya dari kuping Seo Jin. “apa tadi Gangguan panik / sesuatu seperti itu?” ucap Ha Na. Seo Jin yg melihat Ha Na menyentuh pundaknya malah mendorong Ha Na sampai terjatuh. Seo Jin kembali berdiri tegak, ia hanya melihat Ha Na yg masih berbaring di lantai sambil berusaha untk bangun. Seo Jin meningglakan Ha Na tak mau membantu Ha Na yg sedang kesusahan karena kostum boneka yg ia pakai.
Seo Jin berjalan di lorong akurium yg lainnya, wajahnya sangat tegang. Sementara Ha Na masih terus berusaha untk bangun tapi kostumnya itu benar-benar membuat dirinya untk sulit untk berdiri tapi akhirnya ia pasrah berbaring dgn mata berkaca-kaca. Sementara Seo Jin tepat berjalan di depan akuarium yg memperlihatkan ikan hiu. Ia melihat kalung miliknya yg diberikan Robin pd Ha Na lalu mengenggamnya dgn erat seperti sangat kesal karena Ha Na maka Robin kembali.
Sek Kwon baru saja keluar dar lorong akuarium kaget melihat Ha Na yg berbaring dilantai. “Apa yg kau lakukan berbaring di sana?” tanya Sek Kwon polos Ha Na hanya menjawab dgn lirikan sinisnya, Sek Kwon tahu kalau Ha Na perlu bantuan ia akhirnya membantu Ha Na untk bangun. “Apa ni berarti aku tak perlu mengingat wajah tersangka lagi?” tanya Ha Na “Oh tak seperti itu! Kami masih membutuhkanmu, bahkan Sangat butuh.” ungkap Sek Kwon “Lalu aku seharusnya tak diperlakukan seperti ini.” umpat Ha Na “Dia sangat sensitif, jadi sesuatu membuatnya jengkel, maka dia akan sangat marah. Dan sekarang ni lebih buruk dgn semua insiden yg terjadi. Jika kita dpt menemukan Dokter Kang, semuanya akan baik-baik saja. Tapi sebelum itu, dia tak bisa peduli dgn hal lain.” cerita Sek Kwon mengeleng-gelengkan kepala dgn raut wajah sedih.
Ha Na menuruni tangga ekskalator, Eun Chang bertanya kenapa dgn ekspresi temannyad dan ingin tahu apa yg dikatakan Seo Jin. Ha Na ingin memberitahu tapi akhirnya ia hanya menjawab kalau nanti ia yg akan mengurusinya. “Beritahu semuanya untk menunggu.” perintah Ha Na “Apa yg kau rencanakan?” tanya Eun Chang binggung Ha Na meminta Eun Chang untk menunggu sedikit lagi sambil merogoh tasnya. Ia mengambil Ponsel menelp Tae Joo.
“Apa kau baik-baik saja? Aku mendengar ada kecelakaan kemarin.” tanya Tae Joo dgn nada panik lalu mengucap syukur karena Ha Na baik-baik saja. Ha Na seperti meminta kembali Tae Joo untk menghipnosis lagi. Tae Joo melirik kearah dgn memberitahu Ha Na kalau ia sedang ada sesi dgn yg lainnya lalu meminta Ha Na datang satu jam lagi. Ha Na setuju lalu Tae Joo menutup telpnya. “Maafkan aku. Haruskah kita mulai sekarang?” ucap Tae Joo pd pasiennya. Terlihat Sopir Ahn tanpa kacamata sudah duduk di ruangan Tae Joo melakukan hypnosis.
Detektif Na diajak minum bersama Seung Yeon dlm Cafe manggo Six, sambil berjalan ia memuji Seung Yeon yg menganti gaya rambutnya seperti David Beckham tapi ia mengubah dgn mengatakan gaya rambut Seung Yeong seperti kaktus. Seung Yeon tersenyum lalu mengajak Detektif Na duduk dibagian pojok ruangan. Ditempat yg sama Woo Jung sedang membuat pertemuan dgn teman-temannya. “Robin datang kembali!” teriak Woo Jung sambil mengebrak meja. “Kalian menyebut diri kalian penggemar Dan kau mencoba menghadiri pertemuan fan club penulis lain?” umpat Woo Jung kesal “Ini sudah lima tahun sejak ia terakhir menerbitkan tulisannya.” ucap Wanita yg duduk di dekat Woo Jung sambil mencolek teman yg disampingnya “Itu benar! Dia setidaknya harus memberikan kita sesuatu.” kata wanita yg duduk disebelahnya. “Ya, dan kita bahkan tak tahu wajahnya.” komentar wanita yg ada di deretan ketiga dari Woo Jung “Jangan ribut! Jika kalian tak bisa menunggu, lalu keluar dari klub!” teriak Woo Jung. Terdengar bunyi gebrakan meja kembali, bukan Woo Jung tapi detektif Na yg duduk bersama Seung Yeon. “Hey! yg benar saja. kau ingin berkas kasus Dokter Kang Dan kau ingin menyuapku?” teriak Detektif Na sambil menunjukan amplop pemberian Seung Yeon. “Apa yg kalian lihat? Aku belum selesai bicara. Lihat aku.” teriak Woo Jung menyuruh teman-temannya mengarah padangan padanya bukan pd detektif Na yg mengebrak meja. Seung Yeon ikut mengarahkan pandangan pd Woo Jung yg berterika. “Lihat aku!” teriak Detektif Na pd Seung Yeon, lalu teman-teman Woo Jung kembali mengarahkan pandangannya pd Detektif Na.
Keduanya saling berteriak satu sama lain karena orang yg mereka ajak bicara tak mengarahkan pandangannya. Woo Jung berdiri dgn wajah kesal, Detektif Na jg ikut berdiri. “Kau cantik.” puji detektif Na. Woo Jung tak bisa marah lalu kembali duduk. Detektif Na kembali duduk tapi pantatnya menyentuh pinggiran kursi setelah memuji Woo Jung dan kembali mengebrak meja pd Seung Yeon. “Aku mungkin seorang polisi menyedihkan di matamu tapi, aku seorang petugas kepolisian bangsa ini!” teriak Detektif Na “Itu bukan maksudku.” jelas Seung Yeon berusaha menenangan dirinya. Detektif Na melihat amplop pemberian dari Seung Yeon, ia melihat lembaran 50ribu won lalu mengumpat Seung Yeon tak punya sopan santun. “Ini bayaran untk menggangguku.” ucap Detektif Na mengambil selembar uang 50ribu.
Woo Jung kembali berbicara pd semua Fans Robin yg tertunduk. “Robin akan, pasti, datang kembali kepada kita.” tegas Woo Jung. Ia keluar dgn membawa bukunya, tak sengaja pembatas buku foto ia dan robin terjatuh dilantai. Fans Robin yg lainnya mengejar Woo Jung yg keluar dari cafe. Seung Yeon yg akan keluar cafe melihat ada foto yg terjatuh, ia melotot melihat foto yg ada ditangannya. Ia berlari keluar cafe tapi tak menemukan Woo Jung. Wajahnya tersenyum licik melihat foto Seo Jin (Robin) bersama seorang wanita. Terdengar bunyi klakson, Seo Hee sudah menunggunya di depan cafe.
Bersambung ke Part 2 source : http://cnn.com, http://koreandramasuperaddicted.blogspot.com, http://tempo.co
Komentar
Posting Komentar