Munajat di Multazam & Raodah

flood.jpg?w=194&h=167" alt="banjir di kabah th 1941 jpg?w=240&h=180" alt="multazam" height="180 dapat munajat/memohon Sekilas mengenal profil pesantren Rubat Tarim yang telah banyak menelorkan ulama besar di Asia Tenggara, saya berdo’a di Multazam agar Allah SWT Ibadat Haji & Umrah 32 18439 views Munajat di Multazam, Mabit di Muzdalifah ialah berhenti dalam kendaaraan atau turun dari kendaraan
Alhamdulillah 3 jam sebelum pencoblosan 5 April di TPS 1O Kecamatan Mariso Makassar, penulis dan rombongan tiba kembali di tanah air, setelah tiga hari berada di Saudi Arabia melaksanakan Umrah khusus.

Umrah yang sangat singkat baru-baru ini adalah umrah yang paling bergensi dan syahdu yang pernah dialami penulis. Selain menggunakan travel terkemuka Maktour, juga rombongan dipimpin tokoh nasional Ketua Parlemen (DPR) Ir.H.Akbar Tanjung. Karena itu mendapat kehormatan pengawalan Asykar kerajaan di lokasi munajat serta dilaksanakan dalam bulan Safar, sebelum umrah biasa dibuka. Menurut Maktour umrah secara resmi akan dimulai dalam bulan Rabiul Awal yad. Artinya umrah kali ini adalah umrah khusus dan istimewa.

Ulama dan pimpinan Pesantren yang diundang dalam rombongan hanyalah yang orientasi politiknya disalurkan ke partai Golkar. Ada 11 orang dari 8 propinsi (1) KH. Hasbullah Mangkuwijaya ( DKI ) (2) KH.Dadang Hidayat ( Jabar ) (3) KH.Salman Alfaris (Banten) (4) KH.Mohamad Busro ( Jateng ) (5) KH.Imam Yahya Mahrus (Jatim) dan di luar Jawa (6) KH. Maratua Simanjuntak ( Sumut ) (7) KH.Suhaimi Yunus ( Kalsel ) dan (8) KH. Mochtar Husein ( Sulsel ).Ditambah 3 Pokja keagamaan DPP Golkar (9) KH.Yusuf Ismail (1O) H.Irsyad Sudiro dan (11) H.Ahmad Jahidin.

Rombongan pertama lebih awal satu hari, menyusul rombongan kedua yang terdiri atas anggota Dewan, staf di DPR dan wartawan, yang jumlahnya 14 orang. Total berjumlah 25 orang. Kemudian rombongan bergabung bersama di hotel Dar Tauhid intercontenantal di Mekah yang pelatarannya bersambung Mesjidil Haram, (Bab 97 Malik Fahad) tembus persis depan Hajratul Aswad dan Multazam.

Bagaimana bentuk munajat ?.
Keadaan Mesjidil Haram seperti biasa, kecuali lokasi air zamzam yang dulunya dapat dipakai mandi Jemaah haji dengan pakaian ihram, kini ditutup agar muthawwifin lebih longgar melakukan thawaf.

Kota Mekah didirikan oleh Nabi Ibrahim bersama puteranya Ismail ribuan tahun silam.Kedua pendiri ini diabadikan di Mesjidil Haram dengan istilah Maqam Ibrahim (Bukan kubur) dan Hijir Ismail (Batu bersusun bagian dari Ka’bah).

Luas kota Mekah 48OO hektar dengan penduduk 6OO.ribu jiwa (Sensus 1995).Semua kegiatan ibadah berada dalam ruangan mesjid. Thawaf, sai, tahallul, salat, zikir dan munajat. Kecuali memulai umrah harus keluar kota mengambil miqat.

Kewajiban melaksanakan umrah:sama dengan kewajiban melaksanakan haji. Hanya haji dilakukan di bulan Zulhijah disebut haji besar dan umrah dapat dilaksanakan di semua bulan, disebut haji kecil. Nabi melaksanakan haji besar hanya satu kali dan umrah dilaksanakan setiap tahun selama berada di Medinah, kecuali hanya sekali alpa, karena termasuk persetujuan perjanjian perdamaian.

Orang yang melakukan umrah setiap tahun hanyalah orang yang mampu.Hal itu bukanlah sesuatu yang mubazir, karena Nabi telah melakukannya setiap tahun.

Orang yang melaksanakan umrah hendaknya merasakan sebagai bagian dari mensyukuri nikmat Allah yang diperintahkan Alquran “Wa amma bini’mati rabbika fa haddist ”(Adapun nikmat Tuhanmu hendaknya kamu selalu menyebutnya (mensyukurinya dalam ucapan dan praktek), termasuk melakukan umrah dan membantu orang miskin. (QS.Al-Dhuha).
Menurut Mufasir Al-Zamakhsyari, bahwa ayat tersebut mengandung 3 hal (1) Memohon perlindungan dari akibat negatif (2) Menjadi petunjuk bagi seseorang jika menghadapi kebimbangan hidup (3) Mensyukuri dan merasakan ada kepuasan ketika pernah menghadapi kesempitan rezeki.

Sedang kesyukuran yang dilakukan di depan Ka’bah dengan menghadirkan orang lain, oleh Hukama dikatakan Ka’bah adalah arah kiblat berarti dalam menghadapi alternatif maka Tuhan itu sendiri adalak tolok ukurnya. Setelah thawaf 7 kali, maka apapun perjuangan, akhirnya tertuju kepadaNya sebagai tujuan akhir seperti yang dinyatakan setiap hari iftitah “ Inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin”. (Sesungguhnya salatku dan ibadahku yang lain, hidup dan matiku semuanya hanya kutujukan kepada Allah, Tuhan sekalian alam). Karena Ka’bah mempunyai empat sisi, filosofisnya berarti kita tidak dilarang berbeda partai, asal kita tetap ber binneka dan ber tunggal ika, baik sebagai bangsa maupun sebagai umat. Sebab itu doa dan munajat para Kiyai rombongan Umrah baru-baru ini, disamping doa umrah, secara umum mendoakan keselamatan dan keamanan bangsa keseluruhan, kemudian secara khusus mendoakan kemenangan Golkar pada pemilu legislatif dan lebih khusus lagi kemenangan partai Golkar menjadi pemimpin bangsa dan umat.

Munajat itu dilakukan di tempat maqbul seperti Multazam, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail, yang semuanya berada di Mesjidil Haram dengan leluasa, karena dikawal oleh Asykar kerajaan.

Munajat di Raodhah:
Setelah tiga hari berada di Mekah melakukan umrah dua kali dan tawaf beberapa kali serta munajat di tempat makbul maka hari ketiga untuk kepulangan ke Indonesia, rombongan melanjutkan perjalanan ke Medinah dengan pesawat carter. Di Medinah sekalipun hanya tiga jam lamanya, alhamdulillah dapat munajat dengan aman di Raodhah dan ziarah kubur Rasul SAW.

Sebenarnya berdoa dan munajat kepada Allah dapat dilaksanakan dimana saja. Tapi jika membaca literatur Islam, maka ada tempat-tempat khusus yang makbul (yang diterima) khususnya di tanah haram Mekah dan Medinah.

Di Raodhah rombongan munajat selama hampir tiga jam yang dikawal ole Asykar.Teringat jemaah haji biasa, hanya mampu munajat paling lama lima menit, baru di usir Asykar keluar Raodhah karena tempat itu banyak jamaah lain yang membutuhkan. Di Raodhah ada tertulis Hadis di depan rombongan “ Ma bayna bayti wa mimbari, raodhatun min riyayadil jannah” (Diantara rumahku dan mimbar tempatku berkhutbhah terdapat taman surga). Artinya berdoa di taman surga (Raodhah), terkabul.

Umrah yang penulis lakukan baru-baru ini hanya tiga hari tiga malam. Seluruhnya dihabiskan ibadah di Mesjidil haram dan nanti hari terakhir barulah ke Medinah khususnya di Raodhah dan ziarah makam Rasulullah SAW dan sahabatnya.

Kalau di Mekah menggunakan waktu 3 hari tiga malam, maka di Medinah hanya menggunakan waktu 3 jam saja, karena memburu pesawat yang akan kembali ke tanah air untuk mengikuti pencoblosan calon anggota Legislatif.

Suatu kelincahan yang patut diberi penghargaan kepada pimpinan Maktour yang ikut rombongan, karena kesibukannya menghubungi KBRI dan Penerbangan Saudia, akhirnya berhasil mencarter pesawat khusus untuk 4 jam. Satu jam pulang pergi Jedah – Medinah, dan hampir 3 jam munajat di Raodhah dan ziarah Mesjid Nabawi.

Menurut salah seorang Kiyai yang duduk berdekatan dengan penulis di pesawat, fasilitas carter pesawat 4 jam seperti ini, untuk pertama kalinya saya alami. Pesawat hanya memuat rombongan kami yang 25 orang lebih, dengan menikmati hidangan kopi Arab yang telah dibumbuhi harum-haruman yang energik, bersama kurma yang paling istimewa yang sering disuguhkan hanya untuk tamu agung.

Sedang menurut putera penulis (Zulficar Mochtar MSc - staf ahli Kelautan) yang ikut dalam rombongan, kemungkinan besar Maktour ini merugi karena berani mencarter pesawat di luar negeri. Tapi demi pelayanan, biasanya pelaku bisnis bukan masalah.

Karena rombongan tidak sempat makan siang di Medinah untuk memburu pesawat yang akan segera terbang ke Jakarta sore itu juga, maka sekali lagi dengan kelincahan Maktour, mencarter salah satu restauran di Bandara Jeddah untuk rombongan kami.Nanti setelah kami dilayani berulah restoran itu dibuka kembali untuk orang lain. Semoga Maktour berjaya terus.

Umrah yang dilakukan seorang muslim menurut Hukama hendaknya dipahami dan dihayati hikmah yang terlindung didalamnya, minimal ada 3 hal :

(1) Pakaian biasa yang ditanggalkan menjadi pakaian ihram yang putih-putih bermakna adanya kebersamaan dalam sosial. Di hadapan Tuhan manusia sama, kecuali dinilai takwanya. Artinya agar seseorang setelah umrah hendaknya lebih meningkatkan cintanya kepada sesama manusia.
(2) Ka’bah yang dikelilingi sebanyak 7 kali, melambangkan bahwa bagaimanapun aktivitas manusia kemana saja, akhirnya akan kembali ke orbitnya semula yaitu hanya menuju tumpuannya yang satu yaitu Allah.

(3) Sa ’I, antara bukit Safa dan Marwah, artinya seseorang dalam mencari kehidupan dunia, tidak boleh berputus asa. Harus meyakini jika betul-betul berusaha dan berikhtiar yang sungguh-sungguh, sambil berdoa dengan ikhlas pasti akan memperoleh hasilnya, seperti isteri Nabi Ibrahim sitti Hajar, akhirnya memperoleh air zamzam yang sampai sekarang dinikmati jamaah haji seluruh penjuru dunia.

Akhirnya melalui uraian singkat ini yang motivasinya sebagai bagian dari syukur nikmat, penulis dan rombongan mendambakan semoga Allah SWT menerima umrah kami dengan mabrur dan menerima doa dan munajat khusus kami di Multazam, Maqam Ibrahim dan Raodhah demi bangsa dan negara. Dan melalui uraian singkat ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ir. Haji Akbar Tanjung, pimpinan Maktour dan para ulama, atas segala bantuannya kepada penulis selama perjalanan.

source : http://islam-itu-indah.blogspot.com, http://detik.com, http://stackoverflow.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini